Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:52 WIB | Kamis, 24 Oktober 2013

Al-Gamaa Al-Islamiyah Mesir: Pilih Solusi Politik, Tinggalkan Kekerasan

Essam Derbala dari Al-Gamaa Al-Islamiyah. (Foto: ahram.org.eg)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Seorang pemimpin senior Al-Gamaa Al-Islamiyah di Mesir, mengatakan bahwa tidak ada dasar untuk khawatir terhadap kelompok Islam ultrakonservatif  tersebut akan menggunakan kekerasan dalam perjuangannya.

Anggota dewan senior Partai Pembangunan, sayap politik  Al-Gamaa Al-Islamiyah, Essam Derbala, hari Rabu (23/10) dalam siaran pers mengatakan bahwa kelompoknya telah dikhususkan untuk partisipasi  secara damai sejak akhir 1990-an.

Sebelumnya, Al-Gamaa Al-Islamiyah, sebagaimana dikutip ahram.org.eg, mempunyai catatan tentang aksi kekerasan. Organisasi ini bertanggung jawab atas pembunuhan Presiden Mesir, Anwar El-Sadat pada tahun 1981, dan juga diduga terlibat dalam pembunuhan 58 wisatawan dan empat orang Mesir dalam serangan di Luxor pada tahun 1997.

Kelompok Islam ini memainkan peran kunci dalam Aliansi Nasional untuk Mendukung Legitimasi yang menyerukan untuk mengembalikan presiden terguling, Mohammed Morsi pada jabatan presiden, dan mengembalikan Mesir dengan Konstitusi 2012 yang mengandung sejumlah pasal syariat Islam.

Beberapa kritikus di Mesir menuduhan bahwa Al-Gamaa Al-Islamiyah bersama dengan Ikhwanul Muslimin terlibat dalam serangan teroris baru-baru ini di berbagai daerah di negeri itu.

Namun demikian, Derbala membantah bahwa Al-Gamaa Al-Islamiyah dan Ikhwanul Muslimin, kelompok di mana Mohammed Morsi berasal, memiliki tujuan yang saMA. Dia menyatakan bahwa Al-Gamaa mengadopsi keyakinan "Islam moderat revolusioner."

Meskipun demikian, menurut Derbala, Al-Gamaa setuju dengan Ikhwanul Muslimin bahwa situasi Mesir pasca 30 Juni (ketika demo besar-besaran rakyat Mesir meminta Morsi mundur dari jabatan presiden-Red.) tidak dapat diterima.

Pilih Solusi Politik

Para pemimpin Ikhwanul Muslimin ditangkap sejak jatuhnya Morsi pada 4 Juli, dan mereka menghadapi berbagai tuduhan termasuk menghasut kekerasan. Visi pasca 30 Juni, menurut Derbala, berbeda antara Ikhwanul Muislimin dan Al-Gamaa Al-Islamiyah.

"Tidak ada cara untuk memecahkan krisis saat ini tanpa pengorbanan dari semua pihak demi negara... Kalau tidak, kita hanya akan memiliki puing-puing negara yang tersisa," kata dia.

Derbala menyatakan bahwa ada tiga kemungkinan pilihan bagi Al-Gamaa Al-Islamiyah, yaitu solusi revolusioner dengan biaya besar, atau solusi represif yang katanya akan menghasilkan konflik yang akan menguras semua pihak.

Yang ketiga adalah solusi politik yang digagas Derbala dan sebagai pilihan terbaik. Dia mengatakan bahwa hal itu memenuhi tuntutan kedua pihak, baik lawan maupun pendukung, menjunjung tinggi keinginan rakyat, dan legitimasi konstitusional.

"Dalam situasi solusi (politik) tidak berhasil, negara akan memasuki sebuah perjuangan pahit yang tidak diinginkan, yaitu antara solusi revolusioner dan solusi represif," kata Derbala menyimpulkan.

Pemulihan Morsi Tidak Penting

Beberapa upaya untuk menengahi dialog antara pemerintah sementara saat ini dan Ikhwanuil Muslimin semua menemui jalan buntu, karena Ikhwanul Muslimin menekankan pada pemulihan jabatan presiden  Mohammed Morsi.

Aboud El-Zomor, seorang tokoh terkemuka  Al-Gamaa Al-Islamiyah, baru-baru ini menyatakan bahwa kelompok mereka tidak bisa melihat sebagai “mata ganti mata” berkaitan permintaan Ikhwanul Muslimin untuk mengembalikan kedudukan Morsi.

"Ikhwanul Muslimin bersikeras mendapatkan kembali kedudukan Morsi. Hal ini tidak penting bagi kami. Kami berkata... kita dapat menemukan cara lain untuk mencapai solusi," kata El-Zomor.

Namun Al-Gamaa Al-Islamiyah sempat menolak untuk bergabung dengan Komite Beranggota 50 orang yang bertugas untuk menyusun draft final Konstitusi Mesir, setelah Konstitusi 2012 yang dibuat semasa Presiden Morsi dibekukan.

Referendum terhadap piagam konstitusi baru itu diperkirakan akan berlangsung pada akhir tahun 2013. Dengan konstitusi baru itu akan membuka jalan bagi Mesir utnuk menyelenggarakan pemilihan parlemen dan pemilihan presiden tahun depan. (ahram.org.eg)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home