Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 14:18 WIB | Rabu, 23 September 2015

Al Jazeera Tidak akan Gunakan Kata al-Qaeda untuk Front al-Nusra

Suasana studio stasiun televisi Al Jazeera. (Foto: AFP)

QATAR, SATUHARAPAN.COM – Stasiun televisi Al Jazeera dalam bahasa inggris akan berhenti menggunakan kata “al-Qaeda” untuk mengacu pada Front al-Nusra baik dalam artikel maupun program televisi, kata sebuah surat elektronik untuk staf Al Jazeera yang bocor ke media.

Dalam sebuah email yang diperoleh dari situs Islam 5Pilars, Produser Eksekutif Berita di Al Jazeera Kelly Jarret telah memerintahkan stafnya untuk menghentikan pemakaian kata al-Qaeda jika berita tersebut mengacu pada Front al-Nusra.

“Perang Suriah merupakan hal yang sangat kompleks dan medan perang penuh sesak dengan ideologi dan persaingan,” kata dia dalam surel tersebut. “Kami telah menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan agar tidak salah dalam memahami label al-Qaeda tersebut.”

“Kenyataannya pada saat ini adalah bahwa al-Qaeda bukanlah organisasi seperti dulu dan itu tidak relevan dalam konteks ini. Front al-Nusra adalah bagian dari koalisi pemberontak Suriah yang terdiri dari beberapa kelompok bersenjata termasuk banyak yang berdasarkan ideologi agama dengan berbagai aliran dana. Penonton kami perlu memahami bahwa kelompok-kelompok bersenjata membentuk oposisi utama kepada pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Assad. Dan kelompok-kelompok ini juga menentang dan memerangi ISIS.”

“ISIS menentang dan secara aktif memerangi pemerintah. Sementara pemerintah memerangi ISIS dan pemberontak lainnya, pemerintah juga mengorbankan warga sipil. Dengan menggambarkan Front al-Nusra sebagai kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda, kita menambahkan lapisan lain yang menyebabkan kebingungan. Hal ini berlaku untuk banyak cerita yang sedang kami perbaiki secara teratur mulai dari Yaman, Somalia hingga Nigeria. Silakan mempertimbangkan konteks sebelum menyamakannya dengan al-Qaeda.”

Front al-Nusra telah berjanji setia kepada Ayman al-Zawahiri pemimpin al-Qaeda yang mengambil alih tampuk kepemimpinan setelah kematian Osama bin Laden pada 2011 lalu.

Pada bulan Mei, Al Jazeera berbahasa Arab merilis sebuah wawancara dengan Abu Mohammed al-Jolani yang merupakan pemimpin al-Nusra yang dikritik oleh beberapa kalangan karena terlalu lunak kepada para pemimpin militan.

“Ini merupakan bagian dari proses normalisasi bahwa al-Qaeda sedang mencari waktu yang tepat di Suriah sekarang,” kata Charlie Winter, seorang analis di Quilliam Foundation.

“Dia ingin tampil lebih cocok ke Barat. Ini adalah seperti ‘iklan’ untuk al-Nusra sebagai kelompok yang moderat,” kata dia.

Selama wawancara, Jolani mengatakan dia akan senang melindungi Suriah Alawi selama mereka meninggalkan agama mereka.

Saat ini, stasiun televisi Al Jazeera dimiliki oleh Qatar yang mendukung sejumlah pasukan pemberontak di wilayah Suriah, termasuk koalisi Jaish al-Fatah di provinsi Idlib utara di mana Front al-Nusra merupakan salah satu anggotanya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Qatar telah melakukan pembicaraan dengan Front al-Nusra tentang kelompok lain yang berpotensi memutuskan hubungannya dengan al-Qaeda dengan imbalan akan mendapatkan lebih banyak anggota, meskipun hingga saat ini hal itu belum terwujud. (middleeasteye.net)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home