Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:11 WIB | Kamis, 10 November 2016

Alami Penurunan Kualitas, Danau-danau Harus Diselamatkan

Pembukaan The 16th World Lake Conference di Kuta, Bali, pada Selasa (8/11). (Foto: lipi.go.id)

KUTA, SATUHARAPAN.COM - Danau-danau di dunia saat ini tengah mengalami penurunan kualitas signifikan. Hal itu terlihat dari degradasi ekosistem danau yang ditandai dengan menurunnya kualitas air, keanekaragaman hayati, dan terganggunya siklus hidrologi yang mempengaruhi kemampuan danau untuk mendukung kehidupan manusia. Karena itu, penyelamatan berbagai danau harus segera dilakukan.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Zainal Arifin, mengatakan bila tidak segera dilakukan penyelamatan dan pelestarian, kondisi danau yang terdegradasi memberikan dampak yang panjang di mana menyebabkan rusaknya ekosistem dan masyarakat, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan aspek lainnya.

“Danau tidak hanya menyediakan sumber air, tetapi juga berfungsi mengatur sistem iklim dan hidrologi, siklus nutrisi, menawarkan rekreasi dan kegiatan sosial budaya, menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati, menyediakan sumber energi untuk pembangkit listrik, serta menjadi media penelitian,” katanya pada pembukaan The 16th World Lake Conference di Kuta, Bali pada Selasa (8/11), seperti dilansir situs lipi.go.id.

Untuk diketahui, World Lake Conference sendiri mempertemukan para ilmuwan dari 29 negara di dunia, perwakilan kementerian dan lembaga, serta stakeholder terkait lainnya. Pertemuan yang digelar 8 hingga 10 November 2016 itu membahas pengelolaan dan pelestarian danau-danau di dunia.

Zainal mengatakan, pelestarian seluruh danau di dunia memerlukan komitmen dari setiap negara. Komitmen ini diperlukan dalam upaya mempertahankan fungsi ekosistem danau. “Oleh karena itu, forum kali ini dapat menjadi wadah yang tepat untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman yang berkontribusi terhadap konservasi dan pengelolaan danau secara berkelanjutan,” kata Zainal.

Dia menambahkan, LIPI sendiri melalui Pusat Penelitian Limnologi telah melakukan penelitian dasar dan terapan untuk membantu para pengambil keputusan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan ekosistem danau. Hasil penelitian tersebut bisa membantu dalam pencegahan pengelolaan danau yang tidak tepat serta eksploitasi danau secara berlebihan, sambungnya.

800 Danau

Sementara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya, yang hadir membuka konferensi tersebut mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 800 danau. “Indonesia merupakan salah satu dari lima negara dengan jumlah danau terbesar, namun 15 di antaranya berada dalam kondisi kritis,” kata Siti.

Siti berharap, konferensi ini dapat menghasilkan rekomendasi yang tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pengelolaan danau-danau di Indonesia, namun juga danau-danau di negara lain yang memiliki karakteristik serupa. “Hendaknya nanti ada materi yang bisa dijadikan dasar kebijakan dalam mengembalikan kondisi danau. Kita tentu ingin Indonesia dapat menjadi laboratorium pengelolaan danau yang baik bagi dunia,” katanya.

Direktur Jenderal International Lake Environment Committee Foundation (ILEC), Hironori Hamanaka, menambahkan, penting bagi negara-negara untuk bekerja sama mencari solusi pengelolaan danau yang tepat. “Hal ini tentu bertujuan menemukan metode pengelolaan danau yang tepat, dan tentu saja yang efektif dan efisien,” katanya.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) Lolly Martina Martief mengatakan, pengelolaan yang tepat tentu akan menjaga kelestarian danau dalam jangka panjang. Karena itu, pihaknya pun melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada 2016 telah mengalokasikan Rp 187,5 miliar untuk proyek restorasi tujuh danau yang menjadi prioritas. Adapun ketujuh danau tersebut yaitu Toba, Tempe, Rawapening, Maninjau, Tondano, Limboto, dan Singkarak.

“Pekerjaan restorasi ini dilakukan dengan pengerukan sedimentasi, pembuatan tanggul untuk eksistensi danau, serta penetapan zonasi danau,” kata Lolly. Selain itu, KemenPUPR juga melakukan pendekatan pariwisata untuk membuat kerangka pengembangan pariwisata dan rekreasi berbasis sumber daya danau, sesuai dengan tata ruang, dan mendukung investasi,” katanya.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home