Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 11:50 WIB | Jumat, 20 November 2015

Ambon Layak Dinobatkan Sebagai Kota Laboratorium Kerukunan

Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pdt Jhon Ruhulessin (Foto : Bob Simbolon)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ibu Kota Maluku, Ambon. layak dinobatkan sebagai laboratoriun kerukunan. Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pendeta Jhon Ruhulessin, mengatakan semua orang mempunyai memori tentang Maluku sebagai wilayah konflik, tetapi dia berpendapat  pemikiran demikian salah karena kondisi Maluku hari ini sudah berbeda.

"Maluku saat ini lebih kondusif, contohnya apabila motor diparkir di luar rumah selama dua hari, motor tersebut tidak akan hilang. Di Jakarta orang setiap hari bisa membunuh kalau di Maluku  hal seperti itu tidak akan terjadi," kata dia kepada satuharapan.com di Gereja Protestan Bagian Barat (GPIB) Paulus Jakarta, hari Kamis (19/11) lalu.

Berdasarkan contoh tersebut Maluku aman dan pemikiran bahwa Maluku merupakan daerah rawan konflik itu merupakan pemikiran yang salah.

Dia juga mengatakan berbagai kegiataan internasional maupun nasional pernah dilaksanakan di kota Ambon. Di antaranya kegiataan Musabaqa Tilawatil Qur'an (MTQ) dan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi). Kegiatan tersebut berjalan dengan sukses dan  aman. Ini, kata dia, menegaskan bahwa Maluku damai dan penuh persaudaran. Oleh karena itu, Maluku tidak salah menjadi laboratorium kerukunan.

"Laboratorium kerukunan bukan hanya berbicara interaksi, tetapi bagaimana kita membangun hidup bersama di dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan. Dan, itu sudah kita buktikan dengan adanya kegiataan besar yang bertaraf internasional dan nasional di Ambon," kata dia.

Maluku sebagai laboratorium kerukunan, kata dia, harus dikawal sehingga menjadi kota yang harus dicontoh kota-kota lainnya.

"Kita harus mengembangkan tradisi saling percaya dan menjaga kerukunan umat beragama yang pluralis yang berbasis nilai-nilai persaudaraan serta membangun keadilan dan penegakan hukum di Indonesia," katanya.

Dia juga mengatakan dalam menjaga situasi yang aman, pemerintah harus menjalankan tugas mensejahterakan masyarakat. Dengan demikian kelaparan ataupun ketidakadilan tidak terjadi.

"Dialog-dialog antar pemeluk agama harus dilakukan serta mengenai pembangunan infrastukur, potensi daerah yang harus di manfatkan secara maksimal," katanya.

Editor :  Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home