Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 07:58 WIB | Rabu, 11 Mei 2016

Anarki di KPK, HMI Harus Introspeksi Secara Mendasar

Ilustrasi. Demo di KPK. (Foto: Dok.satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komisioner Ombudsman Republik Indonesia (ORI) La Ode Ida menilai Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus introspeksi diri saat melimpahkan kekesalannya kepada pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang karena menyebut pejabat jebolan organisasinya banyak yang korupsi dengan melempari batu dan aksi corat-coret ke gedung KPK, pada hari Senin (9/5).

“Pihak HMI seharusnyalah melakukan introspeksi secara mendasar tentang prilaku kader-kadernya yang sudah jadi penghuni hotel prodeo, di mana terkadang dibela begitu kuat oleh sebagian barisan komunitasnya. Jika perlu oknum-oknum kader yang korupsi diisolir atau sekaligus dikeluarkan," kata La Ode Ida di Jakarta, hari Rabu (11/5).

Sebelumnya, kata La Ode Komisioner, KPK Saut Situmorang (SS) dikabarkan sudah minta maaf atas pernyataannya di talk show salah satu stasiun TV, karena dinilai bertendensi menjelek-jelekan HMI.

“Dalam pernyataannya SS menganggap kader HMI yang cerdas dan kritis saat mahasswa, namun setelah jadi pejabat jadi lebih jahat, curang, dan greedy," kata dia.

Menurut mantan Wakil Ketua DPD RI ini bahwa pernyataan itu memang sangat tidak pantas diungkapkan oleh seorang komisioner KPK. Sebab, kecuali KPK tidak mengurus latar belakang oknum penjahat atau koruptor, juga sudah mengarah pada pelabelan negatif atau stigma bahkan tidak mustahil akan jadikan HMI sebagai musuh bersama di negri ini.

“Tentu ini tidak baik, apalagi harus diakui peran HMI dalam perjalanan bangsa sangat penting dan strategis," kata dia.

Menurut La Ode bahwa SS memang sudah mengeluarkan pernyataan apa yang disampaikan itu lebih berada dalam bawah alam sadarnya (alias tak sengaja).

“Pihak HMI juga tentu sangat bijak kalau menerima permohonan maaf SS itu," kata dia.

Namun demikian, kata La Ode KPK harus jadikan kasus SS ini sebagai pelajaran berharga.

Pertama, kata La Ode komisioner KPK harus introspeksi atas peran atau aksi figur-figurnya selama ini yang cenderung jadikan lembaga melalui media massa (TV) sbagai panggung tersendiri.

“Padahal kalau sdah tampil di media, terkadang seseorang 'keseleo lidah' seperti halnya SS," kata dia.

Kedua, lanjut La Ode barangkali sudah saatnya KPK untuk hanya memanfaatkan kantor resminya dalam memberikan informasi pada publik melalui media.

“Pihak media massa pun cukup datang ke kantor KPK untuk meliput atau minta keterangan untuk dipublikasikan. Atau, pihak KPK bisa memanfaatkan dua cara untuk bicara ke publik, pertama gunakan press release, dan kedua fungsikan juru bicara KPK, Jadi Komisioner KPK tidak perlu terus menerus tampil di media massa yang berpotensi keliru seperti halnya SS," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Hanura Dadang Rusdiana yang memahami atas ketersinggungan para kader HMI atas pernyataan Komisioner KPK itu.

“Iya tentunya kita memahami ketersinggungan para kader HMI atas pernyataan Komisioner KPK itu,” kata Dadang saat di hubungi wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Selasa (10/5).

Selain itu, Dadang membenarkan ada oknum kader HMI yang pernah terlibat korupsi, tetapi itu tidak bisa digeneralisir dan dianggap sebagai kegagalan institusi.

“Itu adalah perilaku orang per orang, yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara institusi,” kata dia.

Dadang berharap dewan etik di KPK harus memprosesnya, agar kemudian tidak memunculkan reaksi yang lebih besar.

“Dewan etik di KPK harus memprosesnya," kata dia.

Saat disinggung para pedemo kader HMI di KPK merusak properti negara, Dadang menjelaskan bahwa prosesnya lain itu tentunya ada tindakannya seperti ada asap tentu ada api.

“Iya  kalau yang merusak properti negara itu prosesnya lain, itu tentu ada tindakannya, tetapi tentunya tidak ada asap tanpa api,” kata dia.

Senada dengan anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul memahami emosi yang dilampiaskan HMI melimpahkan kekesalannya kepada pimpinan KPK.

Sebab, kata Ruhut Saut Situmorang menyebut pejabat jebolan organisasinya banyak yang korupsi dengan melempari batu dan aksi corat-coret ke gedung KPK, pada hari Senin (9/5).

“Tokoh-tokoh dari organisasi mahasiswa Islam itu banyak yang berprestasi saat menjadi pejabat,” kata Ruhut.

“Kita hormati adik-adik HMI. HMI banyak yang baik,”dia menambahkan.

Menurut Ruhut HMI harus bisa memaafkan Saut. Sebab, kata Ruhut  permintaan maaf pun telah disampaikan komisioner KPK itu.

“Saya berharap agar kasus ini bisa diselesaikan segera dengan cara berdamai dan persoalan tersebut juga tidak merusak citra KPK,” kata dia.

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Tidak berlaku pepatah nila setitik, rusak susu sebelangga,” dia menambahkan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home