Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 15:52 WIB | Sabtu, 18 Maret 2017

Andalkan Kekuatan Sendiri, Manusia akan Kehilangan Kemuliaan Tuhan

Ilustrasi: Seorang pemuda Muslim di Inggris, Nudaid Haroon (kiri) berbagi dengan tunawisma saat Natal beberapa tahun lalu. (Foto: dailymail.co.uk)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Umat Kristiani yang merasa lebih percaya kepada diri sendiri daripada kekuatan Yesus Kristus berpotensi menjadi pribadi yang tidak bersimpati kepada yang berkekurangan, dan orang seperti ini dapat berpotensi menjadi pribadi yang kehilangan kemuliaan Tuhan.

Paus Fransiskus mengatakan demikian saat memberi pelayanan di kapel Domus Sanctae Marthae, di Vatikan, hari Jumat (17/3).

“Orang-orang yang menempatkan kepercayaan mereka pada kesombongan diri mereka sendiri, akan kehilangan kebanggaan dan kekayaan dan akan menjauh dari Allah,” kata Paus.  

“Ketika seseorang tinggal di lingkungan yang tertutup, sama artinya dia tidak menyadari bahwa dia bernafas dari udara yang berasal dari duniawi, dan hanya berdasar kepada kesenangan, dari kesombongan, dari perasaan aman, dan dia hanya percaya pada dirinya sendiri," kata Paus.

“Dia kehilangan arah dan pegangan hidup,” kata dia.

Paus Fransiskus melandasi homilinya dari perikop Alkitab dari Yeremia 17:5. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mencari kekuatannya dalam daging, yang hatinya menjauh dari Tuhan,” kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus mengatakan bila ada seseorang yang mengandalkan kekuatan sendiri, maka sama artinya dengan seseorang yang menyusuri jalan yang licin, dan berbahaya.

Dalam perikop di Alkitab, kata Paus Fransiskus, yang mengisahkan tentang perumpamaan orang kaya dan Lazarus (Lukas 16:19-31), sesungguhnya menggambarkan apa yang terjadi pada orang-orang yang percaya kepada kekuatan dan kekayaan mereka sendiri, di sisi lain mengabaikan orang miskin yang ada di sekitar rumah atau tempat tinggal.

Jika orang kaya banyak melakukan dosa, kata Paus Fransiskus, dosanya dapat ditebus jika ia mengubah cara pandang hidup, dan meminta pengampunan.  

Umat Kristiani, kata dia, harus berpikir tentang apa yang mereka rasakan ketika mereka melihat orang miskin atau tunawisma, dan mereka harus berhati-hati saat melihat penderitaan sesama.  

“Apakah penderitaan sesama merupakan bagian yang lazim di sebuah kota? Layaknya patung, halte bus, kantor pos ? apakah ini sebuah hal yang normal,” kata dia.

“Kita harus berhati-hati,” kata Paus Fransiskus. (catholicherald.co.uk)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home