Angkasa Pura II: Dengan SR XVI PGI, Ekonomi Nias Bangkit
GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM – Sidang Raya XVI Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (SR XVI PGI) merupakan saat yang tepat menandai kebangkitan pariwisata Kepulauan Nias.
Pernyataan itu dikemukakan Direktur Keuangan Angkasa Pura II Laurensius Manurung, dalam jumpa pers di tempat penyelenggaraan SR XVI PGI, di Auditorium Sekolah Tinggi Teologia Banua Niha Keriso Protestan (STT BNKP), Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Rabu (12/11).
“Sidang raya ini jadi saat yang tepat bagi kita untuk menunjukkan kepada dunia bahwa ada satu kepulauan yang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, yaitu Nias,” kata Laurensius.
Dia mengemukakan pariwisata menjadi salah satu potensi yang perlu digarap di salah satu wilayah barat dari Provinsi Sumatera Utara.
Pada 26 Desember 2004, gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi di wilayah pantai barat pulau itu sehingga memunculkan tsunami setinggi 10 meter di daerah Sirombu dan Mandrehe, yang menelan korban tewas 122 jiwa dan ratusan keluarga kehilangan rumah.
Pada 28 Maret 2005, pulau itu kembali diguncang gempa bumi. Tadinya diyakini sebagai gempa susulan setelah insiden Desember 2004, namun kini peristiwa tersebut merupakan gempa bumi terkuat kedua di dunia sejak 1965. Sedikitnya 638 orang dilaporkan tewas, serta ratusan bangunan hancur.
Kabupaten Nias merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Pada 2008, kabupaten itu mengalami pemekaran berdasar pada Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Utara.
Selanjutnya, berdasar Undang-Undang Nomor 46 tahun 2008, dibentuk kabupaten baru lainnya, yakni Kabupaten Nias Barat.
“Saya berpikir Pulau Nias ini tidak kalah dengan Pulau Dewata Bali,” Laurensius menambahkan.
“Kami, dari Angkasa Pura, menyatakan bahwa saat ini untuk meningkatkan potensi pariwisata, salah satu upaya kami adalah membuka beberapa counter, pusat layanan informasi, di Kualanamu (Bandara Internasional Kualanamu di Medan, Red), yang menyediakan informasi tentang tempat pariwisata,” Laurensius menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Martin Hutabarat, mengutarakan bahwa sektor pariwisata dibutuhkan untuk peningkatan perekonomian penduduk Nias.
“Menurut pengamatan kami, masyarakat Nias banyak diuntungkan dengan adanya Sidang Raya ini dilihat dari sisi turisme dengan sisi MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions),” kata Martin Hutabarat.
“Salah satu upaya yang penting dalam pengembangan sektor ekonomi yakni bandara di Nias ini kalau bisa diperbesar, kalau perlu nanti kita harus jalin kerja sama di berbagai sektor,” Martin menambahkan.
Anggota DPR RI Partai Gerindra itu mengatakan untuk bekerja sama di sektor transportasi, parlemen akan mengupayakan kerja sama dengan Kementerian Perhubungan.
SR XVI PGI dibuka di Pantai Siwalubanua, Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias, pada Selasa (11/11). Pembukaan SR XVI PGI dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yassona Hamonangan Laoly, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, dan Wali Kota Gunungsitoli Martinus Lase.
Editor : Sotyati
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...