Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 21:38 WIB | Sabtu, 19 November 2016

Anies Datangi Gelanggang Remaja Menumpang Voorijder

Anies Datangi Gelanggang Remaja Menumpang Voorijder
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan (tengah) saat menerima pertanyaan dari pewarta, hari Sabtu (19/11) di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Otista, Jakarta Timur. (Foto-foto: Prasasta Widiadi)
Anies Datangi Gelanggang Remaja Menumpang Voorijder
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan (tengah) saat diajak berswafoto dengan salah satu simpatisan Front Pemuda Muslim Maluku,

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan mendatangi Gelanggang Remaja dalam rangka kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta dengan menumpang motor pengawal kepolisian (patwal atau voorijder).

Anies Baswedan tiba di Gelanggang Remaja Jakarta Timur dari yang dijadwalkan pukul 16:00, namun ternyata mantan Menteri Pendidikan tersebut baru tiba  pukul 17:30, hari Sabtu (19/11).

“Maaf, tadi macet,” kata Anies singkat kepada salah satu simpatisan Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM) yang menunggu di kompleks olahraga di Jakarta Timur tersebut. 

Anies langsung menyalami ratusan simpatisan FPMM yang memadati halaman parkir Gelanggang Remaja, setelah masuk di pintu gerbang salah satu kompleks olahraga milik Dinas Pemuda dan Olahraga tersebut, Anies bergegas masuk hall basket.

Berdasar data yang diterima satuharapan.com dari Grup Whatsapp relawan Anies-Sandiaga ‘Jakarta Maju Bersama’ , hari Sabtu (19/11), sebelum tiba di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Anies meresmikan Pos Komando (Posko) Pemenangan Relawan di Pasar Minggu dan di Tebet pada pukul 14:00.

Singgung Seragam Kotak-kotak

Saat memberi sambutan dalam “Deklarasi Dukungan FPMM bagi pasangan Anies-Sandiaga, hari Sabtu (19/11) di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Otista, Jakarta Timur, Anies Baswedan menyinggung seragam kemeja kotak-kotak yang dikenakan calon pasangan Pilkada DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat (Djarot).

“Kita tidak perlu lagi terkotak-kotak di Jakarta ini, Jakarta milik bersama, Jakarta milik semua. Kemajuan tidak hanya untuk sebagian saja, kemajuan untuk semuanya,” kata dia.

Anies menyatakan spirit Anies Baswedan dan rekannya, Sandiaga Uno di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta adalah kemajuan bagi seluruh warga Jakarta. “Kita tidak ingin satu kotak maju lebih cepat dari kotak yang lain, kita tidak ingin kesempatan terbuka untuk sebagian dan tidak untuk yang lain. Kita ingin semua Jakarta terbuka untuk semua orang dari Indonesia,” kata mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut.

Memuji Kepulauan Maluku

Dalam kesempatan tersebut, Anies menceritakan pengalamannya saat melakukan perjalanan ke Maluku. Dia memuji Kepulauan Maluku adalah tempat dunia menemukan keindahan alam sesungguhnya. “Nama Maluku adalah nama yang sudah tersohor puluhan tahun lamanya,” kata dia.

“Saya sering ke maluku,  saya pernah sampai ke (Kecamatan) Selaru, waktu itu kami berkumpul 30 orang dan tidak ada listrik, namun kami tetap bangga  menyanyikan lagu Indonesia Raya di pulau terdepan, pesannya adalah lokasi  boleh jauh dari Jakaerta tetapi daerah itu  tetap Indonesia,” kata dia.

Menurut Wikipedia, Selaru adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Indonesia  

Tegaskan Kebinekaan

Anies menegaskan bahwa Indonesia adalah negeri yang berdasar Bhinneke Tunggal Ika. “Negeri kita adalah negeri yang memiliki  lebih dari 700 bahasa, 400 suku bangsa, 250 juta lebih penduduk dan ada kebhibekaan tetapi jangan lupa yang kita perlu rayakan bukan hanya  merayakan perbedaan tetapi yang kita pentingkan adalah merayakan persatuan,” kata dia.

Anies mengemukakan tugas seorang pemimpin bukan menjaga barang  yang terlihat mata, tetapi tugas seorang pemimpn adalah  menjaga persatuan. “Oleh karena itu pemimpin harus menghormati tutur kata,” kata dia.

Dia mengatakan tutur kata dapat  menyebabkan persatuan, namun di sisi lain tutur kata dapat merenggangkan persatuan. “Jakarta tidak membutuhkan pemimpin yang tutur kata dan tingkah lakunya  menghasilkan perpecahan,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home