Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta Widiadi 14:26 WIB | Rabu, 25 Maret 2015

Anies: Pendidikan Bukan Hanya Soal Buku dan Infrastruktur

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar Menengah (Menbuddikdasmen) Anies Rasyid Baswedan (kanan). (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan (Mendikdasmen) Anies Rasyid Baswedan mengungkapkan indeks ekonomi dan pendidikan yang dihasilkan dari survei yang dilakukan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), sangat penting karena pembangunan di bidang pendidikan Indonesia harus dilihat menyeluruh, tidak hanya dari infrastruktur secara fisik.

“Tentang kualitas akses pendidikan, negara ini adalah negara besar dari segi luas wilayah, sehingga pendidikan tidak hanya berbicara tentang buku dan infrastruktur, tetapi yang penting peserta didik memiliki akses mudah ke pendidikan,” kata Anies seusai acara pembukaan pertemuan OECD kawasan Asia Tenggara  di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (25/3). Pada pertemuan tersebut, diluncurkan pula hasil tinjauan OECD atas kebijakan pendidikan di Tanah Air bertajuk OECD Education Policy of Indonesia.

Anies menambahkan bahwa kualitas pendidikan menentukan masa depan Indonesia, oleh karena itu dia mengapresiasi saran OECD agar Indonesia meningkatkan akses ke pendidikan di wilayah terpencil di luar ibu kota.      

“Kami siap menyinergikan  tiga area utama yakni sekolah, murid, dan orang tua,” Anies menambahkan.

Salah satu saran dari OECD terkait dunia pendidikan ialah, perlunya peningkatan belanja pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Disamping itu ditekankan juga perihal partisipasi masyarakat dalam pendidikan.  “Partisipasi masyarakat dalam pendidikan harus diperluas  untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Sekjen OECD, Angela Gurria.  

Angel Gurria bersama delegasi sedang berada di Indonesia untuk menghadiri peluncuran hasil ekonomi survei OECD terbaru serta hasil kajian pendidikan OECD untuk Indonesia dan meresmikan kantor perwakilan regional untuk Asia Tenggara.

Angel mengatakan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi rata-rata enam persen, meskipun sedang terjadi krisis, serta mampu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, ia melanjutkan, reformasi struktural dan ruang fiskal yang memadai harus terus diupayakan oleh pemerintah, agar Indonesia bisa menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas dan berkompetisi di tingkat global.

"Reformasi untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan harus memberikan manfaat bagi masyarakat, caranya dengan meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan mendorong pembangunan infrastruktur untuk kesuksesan di masa depan," ujar Angel.

Berbagai saran kebijakan yang diusulkan oleh OECD antara lain mendorong percepatan penyerapan belanja pemerintah, meningkatkan peran pemerintah daerah dalam pembangunan, mengundang investasi asing langsung (FDI) serta pembenahan infrastruktur.

Selain itu, meskipun reformasi telah dilakukan terkait belanja subsidi, pemerintah harus menciptakan ruang fiskal baru melalui penyusunan belanja yang lebih tajam prioritasnya, meningkatkan penerimaan pajak, investasi dalam bidang pendidikan dan mengatasi masalah kemiskinan. (Ant)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home