Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 17:41 WIB | Senin, 18 Juli 2016

Arab Saudi Akhirnya Izinkan 4 Atlet Wanita ke Olimpiade Rio

Salah seorang atlet putri Arab Saudi, Sara Al-Attar, ketika bertarung di Olimpiade London, 2012 (Foto: alarabiya.net)

RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Komite Olimpiade Arab Saudi akhirnya menyetujui mengirimkan empat atlet perempuan untuk bertanding di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Namun, keputusan itu cukup membingunkan karena secara resmi, Arab Saudi hanya menyebut tujuh atlet pria yang jadi tim negara itu ke ajang olah raga dunia tersebut.

Keempat atlet perempuan itu adalah Sara Al-Attar, Lubna Al-Omair, Cariman Abu Al-Jadail dan Wujud Fahmi.

Mereka menjadi tim kedua dari Arab Saudi, negara yang sampai saat ini melakukan pembatasan bagi perempuan, termasuk untuk menyetir dan harus mendapatkan izin suami untuk bepergian.

Menurut Kepala Komite Olimpiade Arab Saudi,Hosam Alqurashi, pengumuman secara terpisah atlet perempuan dan atlet pria Arab Saudi ke Olimpiade dilakukan karena mempertimbangkan kepekaan mengenai jender di negara itu.

Keempat perempuan itu akan diberikan wildcard sehingga mereka bisa bersaing tanpa memenuhi standar kualifikasi formal, kata seorang juru bicara Komite Olimpiade Arab Saudi.

Pertama kalinya Arab Saudi mengirimkan atlet perempuan ke Olimpiade adalah pada tahun 2012 di London, sebagai simbol pertama kalinya negara kerajaan itu membuka kesempatan bagi perempuan.

Attar yang merupakan atlet veteran Olimpiade London, akan bertanding di cabang olah raga lari  800 meter.

Sedangkan  Abu Al-Jadail, akan bertanding di lari 100 meter.

Omair akan berpartisipasi dalam cabang olah raga anggar, sementara Fahmi akan bertanding di olah raga judo kelas 52 kg.

Perempuan di Arab Saudi menghadapi berbagai rintangan yang signifikan untuk berlatih olahraga. Mereka harus memakai pakaian tertutup, dengan pengaturan pemisahan jender yang ketat dan harus mendapatkan izin dari wali laki-laki untuk melakukan perjalanan, belajar atau menikah.

Di Arab Saudi pusat pelatihan olah raga untuk perempuan tidak diizinkan, membuat olahragawan perempuan sangat jarang di kerajaan ini.

Namun baru-baru ini pemerintah negara itu mengummkan kebijakan ekonomi yang salah satunya memberi izin pembangunan gedung olah raga untuk perempuan yang diharapkan tercapai pada tahun 2020. (reuters)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home