Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 19:51 WIB | Senin, 18 Juli 2016

Pelaku Kudeta Turki Ditahan di Kandang Kuda

Para pelaku kudeta dikumpulkan di kandang kuda dengan bertelanjang dada (Foto: cnn.com)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM -  Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mulai mengadakan perhitungan dan pembalasan kepada para pelaku kudeta yang gagal pada Sabtu lalu.

Sedikitnya 290 orang  dilaporkan tewas dan 1.400 orang mengalami luka pada kudeta yang memicu kemarahan publik, yang memicu dihidupkannya kembali hukuman mati di negara tersebut.

Akin Ozturk, purnawirawan jenderal yang dituduh memimpin kudeta, tampak difoto dengan telinga diperban dan tangannya diikat dengan tali plastik (Foto: cnn.com)

Erdogan sudah menunjukkan sikap tidak kenal ampun kepada para pendongkelnya.

CNN melaporkan Ia melakukan pembersihan di kalangan Angkatan Bersenjata negara itu, menangkap ribuan orang bahkan ada yang ditahan di kandang kuda dengan setengah telanjang.

Niat Erdogan untuk menghidupkan kembali hukuman mati telah mendatangkan keprihatinan dari negara-negara Eropa.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, mengingatkan bahwa Turki dapat dikeluarkan dari UE apabila menghidupkan kembali hukuman mati.
Sebanyak 31 perwira yang dianggap pelaku inti kudeta ditahan di kantor polisi (Foto: cnn.com)

"Biarkan saya menjelaskan akan satu hal penting: tidak ada negara yang menjadi anggota UE apabila negara itu memberlakukan hukuman mati," kata dia, pada hari Senin (18/7).

Rencana untuk menghidupkan hukuman mati memang telah diungkapkan oleh Erdogan sebelumnya.

Dalam sebuah pidato kepada pendukungnya, ia bersumpah bahwa mereka yang berada di balik upaya untuk menggulingkan pemerintahnya "akan membayar harga yang sangat berat untuk tindakan  penghianatan itu."

Ketika menghadiri pemakaman korban tewas dalam kudeta, Erdogan mengatakan ia tidak mengabaikan kemungkinan menghidupkan hukuman mati bagi pelaku kudeta.
Seorang tentara mendapat serangan kekerasan dari masyarakat yang melampiaskan kemarahan (Foto: cnn.com)

Ketika kerumunan yang hadir menyerukan, "Kami ingin pelaku dihukum mati," Erdogan mengatakan, "Kita tidak dapat mengabaikan permintaan rakyat akan demokrasi, itu hak Anda."

"Hak ktu (melaksanakan hukuman mati) harus dievaluasi oleh otoritas terkait sesuai dengan konstitusi lalu akan diambil keputusan," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Erdogan telah menangkap  103 jenderal dan laksamana, sepertiga dari pejabat militer pemegang komando di jajaran militer Turki, menurut kantor berita yang dikelola negara, Anadolu.

Sebanyak 8.777 pegawai Kementerian Dalam Negeri Turki juga telah dipecat, sebagian besar adalah polisi.

Polisi, hakim, pejabat senior dan pengacara juga banyak yang ditangkap.

Sambil pemerintah terus melakukan penangkapan terhadap apa yang mereka sebut sebagai penghianat, 27 orang yang dituduh mendalangi kudeta yang gagal tiba di pengadilan di ibukota Turki, Ankara, pada hari Senin.

Tentara Turki yang terlibat kudeta yang gagal tampak menjadi sasaran amuk massa (Foto: cnn.com)

Akin Ozturk yang oleh pemerintah dituduh sebagai pemimpin kudeta, tampak telinganya dibalut oleh perban dan lehernya memar, ketika bersama pelaku kudeta lainnya difoto berbaris di kantor polisi.  Otzurk adalah mantan jenderal bintang empat di Angkatan Udara Turki.

Ia juga terlihat dengan kasar dibawa pergi oleh polisi bersama para pria lain yang dituduh merencanakan kudeta, tangan mereka diikat dengan tali plastik, berparade di depan kamera saat mereka bergegas ke sebuah van yang menunggu.

Selama akhir pekan, foto-foto penangkapan para pelaku kudeta muncul di media sosial,  termasuk salah satu yang menunjukkan puluhan orang berlutut di kandang kuda yang luas di Ankara, tampak bertelanjang dada.

Penangkapan terhadap pelaku kudeta meliputi diri Jenderal Bekir Ercan Van, komandan pangkalan udara Incirlik. Amerika Serikat menggunakan pangkalan udara untuk meluncurkan serangan udara di ISIS di Suriah dan Irak.

Sebuah "perintah penahanan" untuk Kolonel Ali Yazici, seorang pembantu senior militer untuk Erdogan, juga telah diterbitkan, menurut Anadolu.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home