Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:05 WIB | Sabtu, 22 Oktober 2016

Arcandra: Indonesia Masih Punya Banyak Sisa Minyak Bumi

Arcandra Tahar saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), seperti dikutip dari esdm.go.id hari Jumat (22/10). (Foto: esdm.go.id)

PADANG, SATUHARAPAN.COM - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengatakan Indonesia sebenarnya masih memiliki banyak minyak bumi yang tersisa namun saat ini teknologi yang digunakan hanya mampu mengambil 40-50 persen dari yang ada.

"Oil masih tersedia, tapi teknologi sekarang hanya mampu mengambil 40-50 persen dari oil yang ada," kata Arcandra saat memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), seperti dikutip dari esdm.go.id hari Jumat (22/10).

Tema yang diusung dalam kuliah umum tersebut adalah “Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Bidang Energi.” Acara dibuka dengan sambutan oleh rektor UNP, Prof. Ganefri.

Dalam paparannya di depan mahasiswa serta perangkat kampus UNP, Arcandra menjelaskan bahwa produksi tingkat pertama (primary production) dalam produksi minyak hanya mampu mengambil maksimal 20-30 persen. Kemudian secondary production, hanya mampu mengambil minyak 5-10 persen.

“Teknologi yang paling canggih sekarang, itu hanya bisa mengambil 5-10 persen setelah secondary production,” katanya.

Menurut Arcandra, teknologi menjadi aktor utama dalam pengambilan minyak dari perut bumi. Peran teknologi agar bisa mengambil sisa minyak dengan maksimal itu sangat penting.

Namun, kata dia, hingga kini belum ditemukan teknologi yang bisa mengambil minyak 100 persen. Sehingga dalam kuliah yang diberikan, Arcandra menyampaikan jika dikatakan minyak sudah habis, dilihat dari segi pengamatan teknologi, minyak tidak akan habis hingga ditemukan teknologi yang bisa mengambil minyak sampai tuntas.

“Karena minyak yang tersisa itu jauh lebih banyak daripada yang sudah diambil,” kata Arcandra.

Tak hanya sampai disitu, lanjut Arcandra, teknologi juga merupakan salah satu komponen strategi untuk kemandirian bangsa, bersama dua komponen lainnya, yakni people dan process.

“Strategi untuk membangun kemandirian bangsa terdiri dari tiga poin utama, yaitu teknologi, people atau kompetensi, dan proses,” kata dia.

Selain di UNP, Arcandra Tahar juga menjadi dosen tamu pada kuliah umum di Universitas Andalas dengan tema "Kebijakan Strategis Industri Migas Indonesia: Perspektif Ekonomi dan Teknologi". 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home