Loading...
MEDIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 12:16 WIB | Jumat, 17 Oktober 2014

Arief Suditomo: TVRI Seharusnya Jadi Penyeimbang Media

Anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura Arief Suditomo. (Foto: Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura dan mantan pemimpin redaksi salah satu media televisi swasta Arief Suditomo mengatakan lembaga penyiaran pemerintah seperti Televisi Republik Indonesia (TVRI) seharusnya menjadi penyeimbang yang mampu mengkomodasi informasi bagi publik sebagai warga negara.

“Lembaga penyiaran pemerintah, seperti TVRI, harus membuat keseimbangan, dimana ketika lembaga penyiaran swasta hanya mengakomodasi publik sebagai konsumen, mereka mampu memberi informasi publik sebagai warga negara,” kata Arief kepada satuharapan.com, di Kompleks MPR/DPR/DPD, Jumat (17/10).

Menurut dia, masyarakat Indonesia harus mengerti media komesial televisi tidak jauh dari persoalan rating dan revenue (peringkat dan pendapatan). Sehingga, apapun yang dilakukan oleh media televisi tersebut akan berkaitan dengan motif komersial,  yakni mencari hal yang paling menarik, heboh, bombastis.

Arief menyampaikan setiap media televisi swasta memiliki kebijakan internal. Selain itu, di balik “layar” juga terdapat sosok dengan basis dukungan politik tertentu, mendukung Koalisi Indonesia Hebat atau Koalisi Merah Putih.

“Hal itu tidak terhindarkan, ujung-ujungnyanya kembali pada publik sebagai konsumen, ada media televisi yang dimaki-maki tapi peringkatnya tetap tinggi, ada juga yang mendapat kesempatan beriklan dengan pendapatan sangat baik atas pilihan politik mereka,” tutur Politisi Hanura itu.

“Sekarang bagaimana kita mendapat situasi konsumen terlayani. Hal tersebut belum terwujud di Indonesia, karena sekarang semuanya masih dilepas pada pasar, dan itu tidak baik kalau kita ingin memiliki keseimbangan media yang baik,” dia menambahkan.

Peningkatan Kinerja TVRI

Arief menilai penguatan peran TVRI dan Radio Republik Indonesia (RRI) harus segera dilakukan. Karena sebagai sosok yang datang dari televisi swasta dia merasa terbebani, dimana setiap orang ketika mengkritik televisi pasti ditujukan pada industri, bukan pada televisi Indonesia secara keseluruhan.

“TVRI selalu luput dari kritik tersebut, karena masyarakat memang lupa ada televisi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dana masyarakat, yang seharusnya menjadi salah satu faktor penyeimbang,” kata dia.

Dia pun menyampaikan keinginannya sebagai Anggota DPR untuk menguatkan kinerja TVRI dari sisi program dan manajemen. “Di industri televisi itu ada tiga elemen penting, yaitu content, awareness (keberadaan), dan reach (jangkauan),” tutur Arief

“Itu harus jadi misi kita bersama untuk memiliki situasi media yang semestinya, keseimbangan antara lembaga penyiaran swasta dan pemerintah,” dia menambahkan.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home