Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:31 WIB | Minggu, 14 September 2014

ARKIPEL Festival Tampilkan Film Dokumenter dan Eksperimental Dunia

ARKIPEL Festival digelar pada 11-21 September (Foto: arkipel.org)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - ARKIPEL Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival (ARKIPEL Festival) kembali digelar untuk kedua kalinya, pada 11 – 21 September. Festival yang diadakan oleh Forum Lenteng menampilkan film-film dokumenter dan eksperimental dari seluruh dunia.

ARKIPEL Festival melaksanakan kegiatan kompetisi internasional, diskusi, pameran, lokakarya, curatorial programs dan pemutaran film festival ini, yang diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya TIM, Kineforum DKJ, Studio XXI Taman Ismail Marzuki, Goethe House Jakarta dan Gedung Produksi Film Negara (PFN).

Menurut laman resmi festival, ARKIPEL Festival tahun ini mengusung tema Electoral Risk, yang bertujuan menangkap fenomena masyarakat global, dalam konteks estetika maupun sosial-politik. ARKIPEL Festival menampilkan film-film dari festival film dunia seperti, Images Festival (Kanada), Yamagata International Documentary Film Festival (Jepang), Hamburg International Short Film Festival (Jerman), dan Bangkok Experimental Film Festival (Thailand).

Pemutaran Film Dokumenter dan Eksperimental di ARKIPEL Festival

ARKIPEL Festival pada Sabtu  (13/9) menampilkan film Narita: Heta Village yang disutradarai Shinsuke Ogawa, di Studio XXI Taman Ismail Marzuki. Film yang rilis tahun 1973, menceritakan semangat perjuangan petani di Desa Heta menentang pembangunan Bandara Narita, Jepang.

Film ini secara nyata menampilkan konflik dan intrik antara pemerintah dan petani, sebagai pihak yang tertindas. The Guardian menyebut Ogawa sebagai legenda film dokumenter Jepang, yang karya-karyanya fokus mengkritik pembangunan Jepang tahun 1970an.

Malam harinya, ARKIPEL Festival menampilkan film eksperimental Voice from the Waves Shinchimachi (2013) yang disutradarai Sakai Ko dan Hamaguchi Ryusuke. Film ini menceritakan proses berbagi ingatan antara suami/istri dan mitra kerja, tentang pengalaman menjadi korban bencana gempa bumi dan kebocoran PLTN Fukushima di Jepang. Berbeda dengan film bencana lainnya, fim ini menampilkan semangat dan optimisme korban bencana, bukan menampilkan kesedihan korban secara terus-menerus. Film ini telah ditampilkan di Yamagata International Documentary Film Festival (YIDFF) tahun 2013

Pemutaran film dihadiri oleh Kenji Murakami, Praktisi film dokumenter Jepang dan Makiko Wakai, Koordinator Program New Asian Currents YIDFF.

Dalam diskusi usai pemutaran, Wakai menyatakan film ini mencoba menampilkan sudut pandang lain tentang korban bencana, dan mengkritik liputan media arus utama yang cenderung mengekploitasi kesedihan korban bencana alih-alih membangun harapan dan optimisme pasca-bencana.

“Banyak awak media massa ketika bencana Fukuhima, dalam liputannya mendramatisasi kesedihan korban demi rating berita, tanpa mementingkan keadaan korban,” kata Wangkai.

Kegiatan ARKIPEL Festival terbuka untuk umum dan gratis. Festival ini bekerja sama dengan Goethe House dan British Council. Untuk jadwal kegiatan, pengunjung dapat melihat di laman www.arkipel.org.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home