Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:58 WIB | Selasa, 20 Agustus 2013

AS Desak Mesir Lakukan Dialog Inklusif

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, mendesak penguasa militer Mesir untuk mengambil pendekatan inklusif untuk menyelesaikan krisis politik di negeri itu. Dia menyebutkan pengaruh Washington menjadi terbatas setelah pasukan keamanan melancarkan pembubaran demonstran secara brutal.

Hagel menegaskan Washington mendesak untuk diadakannya dialog setelah peristiwa penuh pertumpahan darah di Mesir, tetapi dia mengakui bahwa Amerika Serikat tidak bisa mendikte atas peristiwa yang ada.

"Pemerintah sementara Mesir harus kembali ke pendekatan inklusif untuk rekonsiliasi di Mesir," kata Hagel saat konferensi pers bersama dengan mitranya dari China, Jenderal Chang Wanquan, di Pentagon.

Hagel telah melakukan lebih dari 15 percakapan telepon dengan panglima militer Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, sejak tergulingnya presiden Mohammed Morsi pada 3 Juli lalu. Namun dia dan para pejabat AS lainnya gagal membujuk pimpinan militer untuk mencegah pasukan mereka membubarkan pendukung Morsi di jalan-jalan. Pembubaran yang menimbulkan kekerasan itu telah memakan korban lebih dari 800 orang tewas.

Karena kasus kekerasan di Mesir, Presiden AS, Barack Obama pekan lalu mengumumkan Amerika Serikat telah membatalkan latihan militer bersama Mesir yang dijadwalkan bulan depan. Namun memilih untuk mempertahankan bantuan militer AS senilai US$ 1,3 miliar per tahun.

Ditanya mengapa Amerika Serikat tidak memotong semua bantuan, karena beberapa anggota parlemen mendesak untuk menangguhkan pengiriman helikopter Apache, Hagel mengatakan Washington memiliki "kepentingan serius" di wilayah tersebut, termasuk upaya untuk mengamankan perdamaian Israel-Palestina.

Sebelumnya, Obama mengatakan bahwa AS akan meninjau setiap aspek hubungannya dengan Mesir. Namun menegaskan bahwa Mesir adalah negara berdaulat, dan Washington hanya memiliki kemampuan sederhana untuk membantu mengatasi situasi politik.

"Kemampuan kita untuk mempengaruhi hasil di Mesir terbatas," kata Hagel. "Terserah rakyat Mesir. Dan mereka adalah bangsa yang besar dan berdaulat."

Kepala Pentagon itu juga mengatakan bahwa pemerintah AS telah bekerja sama dengan pasukan keamanan Mesir untuk menjamin keamanan para diplomat dan orang Amerika lainnya di Mesir.

"Ya, kita prihatin tentang orang-orang kita, Amerika, semua orang Amerika di Mesir. Perlindungan Amerika di Mesir, bukan hanya hanya diplomat kami, tapi semua orang Amerika adalah prioritas tertinggi," katanya.

Serangan terhadap para demonstran telah mendorong kecaman internasional, dengan negara-negara Barat mengancam akan menghentikan bantuan. Sementara pendukung Morsi bersumpah akan menggelar  demonstrasi baru. Sedangkan panglima militer, Jenderal Sisi, berjanji akan menghadapai para pengunjuk rasa.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home