Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 08:07 WIB | Rabu, 06 Juli 2016

Atlet Layar Finlandia Keluhkan Polusi Air Teluk Guanabara

Camilla Cedercreutz (kiri) dan Noora Ruskola (kanan) saat berlomba dalam sebuah kejuaraan. (Foto: searchmagazine.com).

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Masalah polusi air yang terdapat di Teluk Guanabara, Rio De Janeiro, Brasil seakan tidak terselesaikan, dan semakin banyak atlet yang mengeluh akan hal tersebut.  

Satu bulan menjelang Olimpiade, pasangan atlet cabang olahraga layar asal Finlandia yang sedang menggelar uji coba di venue tersebut merasa tidak puas, karena polusi air menjadi penghambat catatan waktu yang mereka dapat.   

“Kami belum pernah melihat tempat kotor seperti ini,” kata atlet layar putri Finlandia, Camilla Cedercreutz, seperti yang dia kemukakan di Wall Street Journal, hari Selasa (5/7).  

Cedercreutz  mengeluhkan  tumpahan minyak di teluk itu yang membuat badan kapal mereka yang sebelumnya putih menjadi kecoklatan. Ia mengeluhkan hal tersebut padahal  Olimpiade akan berlangsung satu bulan lagi. “Kami tidak bisa menghindar lagi, seluruh tempat ini kotor,” dia menambahkan.

Masalah polusi air – dalam catatan Wall Street Journal – hanya salah satu kendala yang dihadapi di Olimpiade Rio, selain itu masih ada beberapa kendala lainnya seperti ancaman virus Zika, tingginya angka kriminalitas di Brasil, dan pemotongan anggaran petugas layanan publik.  

Cedercreutz mengemukakan tumpahan minyak di teluk tersebut benar-benar membuat dia dan rekannya, Noora Ruskola, pusing karena bau menyengat membuat perut mual.

“Kami seharusnya marah dan mengeluh tentang keadaan seperti ini, tapi bagaimana lagi,” kata Cedercreutz.

Setelah latihan selesai, Ruskola tidak henti-hentinya mengeluh dan menyikat bagian perahu yang berwarna kecoklatan.  “Saat kami berlayar, kami melihat banyak ikan mati,” kata Ruskola.

“Perahu ini nampak seperti di toilet,” kata Ruskola.

Satu bulan  lalu, pasangan atlet layar putri Jerman, Victoria Jurczok dan Anika Lorenz mengeluh hal serupa saat melakukan uji coba berlayar mereka tidak merasa maksimal karena banyaknya sampah di tempat tersebut.  

“Saat kami berlayar sepertinya ada beberapa sampah plastik yang tersangkut, tetapi saya tidak tahu itu sampah apa, saya tidak memperhatikan dengan seksama,” kata Jurczok seperti yang dia kemukakan di CNN International, hari Minggu (5/6).

Jurczok menambahkan sampah plastik dapat  memperlambat laju bahkan merusak perahu. Jurczok dan Lorenz sejak awal Mei 2016 sudah berlatih  di  Teluk Guanabara.

Sebulan sebelumnya, masalah tentang keamanan Rio De Janeiro dikeluhkan tim layar Spanyol yang mempersiapkan diri untuk Olimpiade, pada Mei 2016 mereka mengalami pengalaman kurang menyenangkan karena menjadi korban tindak kriminal perampokan saat santai dan berjalan-jalan di kawasan Rio De Janeiro, Brasil.  

“Ini bukan  pengalaman yang  menyenangkan,  kalau saya boleh katakan, ini adalah hari terburuk dalam karir saya,” kata pelatih cabang olahraga layar Spanyol, Santi Lopez Vazquez seperti yang dia kemukakan di time.com, hari Senin (23/5).

Walau terdapat banyak keluhan tentang olimpiade, namun panitia lokal tidak bergeming atas keluhan dari setiap atlet. Ketua Komite Olimpiade Brasil, Carlos Arthur Nuzman – seperti yang dia kemukakan di aol.co.uk, hari Senin (4/7) – mengatakan Olimpiade bisa mulai sesegera mungkin dan dia sangat siap. “Kami lega  telah mencapai tahap ini,” kata Nuzman. 

Nuzman  percaya acara tersebut akan memiliki efek positif tidak hanya di Rio, tapi di seluruh dunia. Ia merasa bangga karena Olimpiade tersebut merupakan kali pertama diselenggarakan di benua Amerika Selatan.

“Kami mengerti dunia ini membutuhkan sesuatu yang baru,” kata Nuzman.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home