Australia akan Bantu Anak Pasangan Teroris ISIS yang Tewas
SYDNEY, SATUHARAPAn.COM – Australia pada Kamis (10/02) mengatakan mereka akan “mempertimbangkan dengan saksama” apakah mereka bisa membantu anak yatim dari pejuang ISIS dan ibu mereka yang terlahir di Sydney, yang keduanya dilaporkan tewas di Suriah, sambil memperingatkan anak-anak tersebut bisa menimbulkan acaman di masa mendatang.
Tara Nettleton, istri Khaled Sharrouf yang menghebohkan berita pada 2014 ketika dia mengunggah sebuah foto di Twitter yang menunjukkan putranya sedang memegang kepala terpenggal, meninggal akibat usus buntu atau sakit ginjal, lapor Sydney Morning Herald dan media lainnya.
Sharrouf diyakini kalangan luas tewas dalam serangan drone tahun lalu di Irak, sebuah serangan yang juga menewaskan rekannya Mohamed Elomar.
Pengacara keluarga tersebut, Charles Waterstreet, mengatakan kepada AFP bahwa kelima anak pasangan suami istri tersebut, berusia antara lima sampai 14 tahun, terjebak di sebuah tempat di Suriah dan berada dalam “bahaya besar.”
Remaja putri mereka yang berusia 14 tahun itu—disebutkan oleh media Australia bernama Zaynab—melahirkan seorang anak dua bulan lalu setelah dihamili Elomar dan dia juga merawat adik-adiknya, kata Waterstreet.
“Mereka berada dalam bahaya besar. Kami sudah sering menghubungi mereka dan ada bom berjatuhan di mana-mana dan orang-orang kelaparan di jalanan,” kata pengacara yang berbasis di Sydney tersebut. Dia menambahkan bahwa anak-anak itu mengatakan kepada neneknya Karen Nettleton mereka ingin “keluar” dari Suriah.
Beberapa laporan media menyebutkan Tara Nettleton mungkin meninggal tahun lalu. Namun, ibunya baru memberi tahu dua pekan lalu.
“Ayah dan ibu mereka sudah meninggal dan mereka adalah korban yang terjebak di tempat berbahaya dan mereka adalah warga Australia, dan kami harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengeluarkan mereka.”
Baca juga:
Hamas dan Fatah Hampir Sepakat Siapa Akan Mengawasi Gaza Pas...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Para pejabat Palestina mengatakan kelompok Palestina Fatah dan Hamas hampir m...