Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 10:22 WIB | Rabu, 18 Februari 2015

Australia akan Kurangi Bantuan untuk RI

Australia tidak mungkin lagi saat ini memberikan bantuan kepada Indonesia sebesar tahun-tahun yang lalu.
PM Australia, Tony Abbott dan Presiden Indonesia, Joko Widodo. (Foto: Tatan Syuflana/AP)

CANBERRA, SATUHARAPAN.COM- Australian Agency for International Development (AusAID), lembaga Pemerintah Australia yang bertanggung jawab untuk mengelola program bantuan luar negeri, diperkirakan akan mengurangi bantuannya kepada Indonesia dan sejumlah negara-negara lain, sehubungan dengan pengetatan anggaran Negara Kanguru tersebut.

Menurut Mantan Eksekutif Senior AusAid, Robin Davies, yang menulis untuk The Guardian, pemerintah Australia harus memotong AUSD 1 miliar anggaran  bantuan luar negeri tahun ini. Sebagai konsekuensinya, alokasi bantuan untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga akan berkurang.

Sejak peristiwa bom Bali, bantuan AusAid untuk Indonesia meningkat drastis yaitu menjadi AUSD150 juta atau kenaikan 20 persen. Lalu meningkat dua kali lipat sejak terjadinya bencana tsunami pada 2004.

Namun, sejak 2013 bantuan AusAid kepada indonesia berubah menjadi negatif, yang berarti jumlah bantuan baru lebih sedikit daripada pembayaran cicilan dan bunga bantuan.

Menurut Davies, Australia tidak mungkin lagi saat ini memberikan bantuan kepada Indonesia sebesar tahun-tahun yang lalu. Bantuan AusAid kepada Indonesia untuk anggaran 2014/15 mencapai AUSD 543 juta. "Sangat sulit mempertahankan memberikan bantuan sebesar itu setiap tahun," tutur dia.

Karena itu, lanjut dia, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengambil langkah penting mengurangi bantuan kepada Indonesia. "Lebih baik lagi bila pengurangan itu dilakukan secara cepat dan bersih, daripada dilakukan dengan mencicil dari tahun ke tahun," kata Davies.

Menurut dia, ada dua skenario untuk mengurangi bantuan kepada Indonesia dan negara-negara lainnya. Skenario pertama adalah, seperti yang dia ungkapkan tadi, yakni memotong secara signifikan jumlah bantuan. Dengan skenario ini, total penghematan yang didapat mencapai  AUSD 1 miliar

Davies mengusulkan pengurangan bantuan untuk Indonesia sebesar 57 persen atau AUSD 308 juta. Dengan demikian, untuk anggaran tahun depan, Indonesia akan kebagian bantuan sebesar AUSD 234 juta.

Skenario kedua, menurut dia, adalah dengan mengurangi bantuan dalam tingkat yang lebih rendah. Dalam skenario ini, bantuan untuk Indonesia dikurangi hanya AUSD 109 juta menjadi AUSD 434 juta.

"Dengan skenario ini, tidak ada yang mengalami pukulan berat seperti yang dialami Indonesia dalam skenario pertama. Semua negara mendapat pemotongan 20 persen," tutur dia.

Menurut Davies, bila ia ditanya, skenario mana yang dia pilih, ia mengatakan akan memilih skenario pertama, yaitu pemotongan bantuan secara signifikan untuk Indonesia. Sebab, menurut dia, tidak ada alasan Indonesia harus menikmati 10 persen dari total bantuan AusAid. Indonesia, menurut dia, sudah cukup baik apabila dapat mempergunakan bantuan dengan jumlah yang lebih kecil.

Kendati demikian, Davies memperingatkan melakukan pemotongan jumlah bantuan kepada Indonesia tahun ini sangat sulit, karena akan dipersepsikan sebagai aksi pembalasan terhadap rencana eksekusi hukuman mati dua warganya. Tapi ia  memastikan pengurangan bantuan terhadap Indonesia  sangat penting.

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home