Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 14:29 WIB | Jumat, 12 Juni 2015

Australia Hentikan Perahu Pencari Suaka

Perdana Menteri Australia Tony Abbott. (Foto: radioaustralia.net.au)

MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengakui pemerintahannya menjalankan "strategi kreatif" untuk menghentikan kedatangan perahu-perahu pencari suaka ke negara Australia.

Ia menolak untuk menjawab apakah petugas perbatasan telah membayar kru perahu untuk memulangkan pencari suaka ke Indonesia.

Sebelumnya media di Australia ramai memberitakan bahwa petugas perbatasan telah membayar kapten dan kru perahu yang memuat 65 orang pencari suaka, untuk membawa mereka kembali ke Indonesia.

Para pencari suaka itu sendiri berasal dari Sri Lanka namun kru perahunya merupakan warga Indonesia.

Laporan media mengutip keterangan kepala kepolisian Pulau Rote yang menyebutkan adanya pengakuan enam orang kru perahu yang masing-masing dibayar 5.000 dolar oleh petugas Australia.

Bahkan, menurut pengakuan mereka, salah seorang petugas perbatasan Australia itu bernama "Agus" dan "berbahasa Indonesia".

Namun dalam keterangan pers di Melbourne, Jumat (12/6), PM Abbott menyatakan pihaknya memang menjalankan berbagai "strategi kreatif" demi menghentikan kedatangan perahu pencari memasuki wilayah Australia.

"Apakah yang kami lakukan adalah menghentikan perahu, sebab itulah yang harus kami lakukan dan telah berhasil kami lakukan," katanya.

"Saya bangga dengan hasil kerja petugas di lapangan, dan mereka betul-betul kreatif dengan berbagai strategi untuk menmberantas perdagangan manusia ini," katanya.

"Kami akan menjalankan apa yang perlu demi melindungi negara kami dari penyelundupan manusia dengan segala dampaknya," tegas PM Abbott.

Ia tidak bersedia mengomentari tuduhan yang dikemukakan para pencari suaka yang menyebutkan bahwa petugas Australia membayar kru perahu Indonesia.

Menanggapi hal itu, juru bicara oposisi urusan imigrasi Richard Marles mengatakan, jika petugas perbatasan benar membayar kru perahu maka hal itu "berbahaya" sebab kapal Angkatan Laut (AL) Australia telah berubah menjadi "ATM Terapung".

"Seharusnya kita mengurangi faktor daya tarik dalam isu ini," katanya.

"Penyelundup manusia tahu jika mereka tertangkap kapal AL Australia, mereka akan menerima uang. Apakah itu bukannya menambah daya tarik," katanya. (abc.net.au)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home