Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben E. Siadari 10:24 WIB | Rabu, 21 Oktober 2015

Badrodin dan Luhut Pertanyakan Keseriusan Sinar Mas Atasi Kebakaran

Petugas pemadam kebakaran dibantu personil TNI dan Polri berusaha memadamkan lahan gambut yang terbakar di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Sabtu (5/9). Pemerintah propinsi Riau terus berupaya memadamkan lahan dan hutan yang terbakar baik pemadaman udara maupun darat, agar kabut asap tidak terus meluas. (Foto: ANTARA FOTO/ Rony Muharrman)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Badrodin Haiti dan Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan, mempertanyakan keseriusan Kelompok Sinar Mas dalam mengatasi kebakaran hutan yang hingga saat ini belum tertatasi.

Straits Times yang turut dalam pesawat yang membawa kedua pejabat itu meninjau kebakaran, melaporkan Badrodin dan Luhut menyaksikan terjadinya kebakaran di lahan yang dikelola oleh kelompok usaha tersebut. Kebakaran berada tak jauh dari sungai, yang memiliki sumber air melimpah. Namun, tampaknya kebakaran tidak tertangani.

Selama pemeriksaan udara, lapor Straits Times, Jenderal Badrodin melihat kebakaran di dekat sungai di konsesi yang disebut berada di bawah pengelolaan Sinar Mas. Sinar Mas adalah induk dari perusahaan yang berbasis di Singapura, Asia Pulp and Paper.

"Ada kebakaran di konsesi Sinar Mas yang dekat dengan sumber air. Mengapa mereka tidak bisa memadamkan api? Kita berbicara tentang ribuan liter air di dekat lokasi kebakaran. Mereka seharusnya tidak terlalu bergantung pada kita, " kata Badrodin dalam pertemuan pembekalan.

Senada dengan itu, Menko Polhukam Luhut Panjaitan mengatakan, "Jangan membuat kita bekerja untuk perusahaan seolah-olah kita adalah karyawan mereka."

Kebakaran hutan yang masih terus berlanjut menyebabkan Indonesia diperkirakan membutuhkan pesawat water-bombing setidaknya 15 buah lagi, untuk memerangi kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah serta di Papua dan Sulawesi.

"Lima belas pesawat tambahan akan membawa dampak yang signifikan sebelum hujan akhirnya datang," Luhut.

Saat ini ada 26 pesawat, termasuk bantuan asing, kata Luhut dan itu menurutnya tidak cukup.

Beberapa ahli memperhitungkan kebakaran saat ini di Indonesia, yang menghasilkan kabut asap tebal yang telah menyebar di seluruh Asia Tenggara, tidak mungkin dapat dipadamkan dalam satu dua bulan ini.

"Kebakaran yang besar, cuaca sangat kering dan angin kuat. Operasi bom air dalam seminggu terakhir hanya berhasil untuk mengurangi tetapi tidak menghentikan kebakaran," kata Luhut.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home