Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 11:14 WIB | Jumat, 26 Desember 2014

Baiturrahman Jadi Saksi Bisu 10 Tahun Tsunami Aceh

Masjid Baiturrahman di Lampuuk, Banda Aceh adalah bangunan yang selamat dari tsunami besar yang melanda provinsi tersebut sepuluh tahun silam. (Foto: AFP/Joel Saget)

BANDA ACEH, SATUHARAPAN.COM – Masjid Baiturrahman adalah salah satu bangunan yang tetap berdiri tegak meski tsunami menghempas Banda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Masjid ini tampak dikelilingi oleh puing-puing reruntuhan bangunan yang roboh akibat bencana besar tersebut.

Setalah bencana tsunami, masjid ini menjadi tempat penampungan untuk pengungsi dan tempat perlindungan bagi mereka yang ingin berdoa.

Beberapa retakan di menara Masjid Baiturrahman merupakan satu-satunya bukti bahwa masjid ini turut menjadi ‘korban’ gempa besar berskala 9,1 Richter di lepas pantai Aceh yang telah memicu tsunami di Samudera Hindia.

Baitturahman memang telah menjadi saksi bisu bencana paling mematikan dalam sejarah dunia. Dari 230.000 orang yang meninggal, lebih dari 170.000 berasal dari Aceh.

Sepuluh tahun yang lalu, ulama Din Syamsuddin yang mengunjungi Baiturrahman pascatsunami mengatakan bahwa masyarakat Aceh harus bangkit kembali.

"Kita pasti masih merasa sangat sedih sekarang, tapi menurut keyakinan, kita harus bangkit untuk bekerja dan membangun masa depan yang lebih baik," katanya.

Kini sepuluh tahun bencana tsunami berlalu, Masjid Baiturrahman masih tetap berdiri kokoh. Berdirinya Baiturrahman merupakan bukti bahwa Aceh masih ‘hidup’.

Seperti dikutip situs berita Australia ABC pada Jumat (26/12) Aloysius Suratin, direktur deputi untuk Oxfam di Indonesia mengatakan setelah satu dekade, daerah telah bermunculan kembali ke kehidupan.

"Saya harus katakan sekarang situasinya sudah kembali normal. Mereka bekerja keras untuk membangun (rumah, Red) kembali," katanya.

"Mereka kehilangan anggota keluarga, mereka kehilangan semua barang-barang mereka, dan sumber mata pencaharian mereka,” dia menambahkan.

Namun dari semua itu, hal terburuk yang harus diterima para korban adalah menerima bahwa mereka tidak lagi memiliki anggota keluarga. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home