Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:49 WIB | Senin, 29 Agustus 2022

Banjir Meluas, Pakistan Minta Bantuan Internasional

Banjir berdampak pada 30 juta penduduk, dan lebih dari 1.000 tewas, dan berdampak pada ekonomi nasional.
Seorang pria menyeberangi banjir mencoba menyelamatkan barang-barangnya setelah hujan dan banjir selama musim hujan di Charsadda, Pakistan 28 Agustus 2022. (Foto: Reuters)

ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Pakistan membutuhkan bantuan keuangan untuk mengatasi banjir yang meluas, kata menteri luar negerinya pada hari Minggu (28/8). Dia menambahkan bahwa ia berharap lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional akan memperhitungkan dampak ekonomi.

Hujan monsun yang luar biasa lebat telah menyebabkan banjir dahsyat di utara dan selatan negara itu, mempengaruhi lebih dari 30 juta orang dan menewaskan lebih dari 1.000 orang.

"Saya belum pernah melihat kehancuran dalam skala ini, saya merasa sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata ... itu luar biasa," kata Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto-Zardari, dalam sebuah wawancara dengan Reuters, menambahkan banyak tanaman yang menyediakan banyak mata pencaharian penduduk telah musnah.

“Jelas ini akan berdampak pada situasi ekonomi secara keseluruhan,” katanya. Negara Asia Selatan itu sudah berada dalam krisis ekonomi, menghadapi inflasi yang tinggi, mata uang yang terdepresiasi dan defisit transaksi berjalan.

Bantuan IMF

Dewan IMF akan memutuskan pekanini apakah akan mengeluarkan US$1,2 miliar sebagai bagian dari program bailout Pakistan tahap ketujuh dan kedelapan, yang masuk pada tahun 2019.

Bhutto-Zardari mengatakan dewan diperkirakan akan menyetujui pembebasan tersebut mengingat kesepakatan antara pejabat Pakistan dan staf IMF telah dicapai dan dia berharap dalam beberapa bulan mendatang IMF akan memahami dampak banjir.

“Ke depan, saya berharap tidak hanya IMF, tetapi komunitas internasional dan lembaga internasional untuk benar-benar memahami tingkat kehancuran,” katanya.

Perubahan Iklim

Bhutto-Zardari, putra mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh, mengatakan dampak ekonomi masih dihitungt, tetapi beberapa perkiraan memperkirakan mencapai US$4 miliar. Mengingat dampaknya terhadap infrastruktur dan mata pencaharian masyarakat, dia memperkirakan jumlah totalnya akan jauh lebih tinggi.

Bank sentral Pakistan telah menandai rekor curah hujan monsun sebagai ancaman terhadap hasil ekonomi mengingat dampaknya terhadap pertanian.

Pakistan pekan ini akan meluncurkan seruan yang meminta negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk berkontribusi pada upaya bantuan, kata Bhutto-Zardari, dan negara itu perlu melihat bagaimana ia akan menangani dampak jangka panjang dari perubahan iklim.

“Pada tahap berikutnya, ketika kita melihat ke arah rehabilitasi dan rekonstruksi, kita akan melakukan pembicaraan tidak hanya dengan IMF, tetapi dengan Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia,” kata Bhutto-Zardari.

Bhutto-Zardari mengatakan setelah upaya bantuan, negara harus melihat bagaimana mengembangkan infrastruktur yang lebih tahan terhadap banjir dan kekeringan dan mengatasi perubahan besar yang dihadapi oleh sektor pertanian.

“Terlepas dari kenyataan bahwa Pakistan berkontribusi dalam jumlah yang dapat diabaikan terhadap jejak karbon keseluruhan ... kami hancur oleh bencana iklim seperti ini berulang kali, dan kami harus beradaptasi dengan sumber daya kami yang terbatas, bagaimanapun kami bisa, untuk hidup di lingkungan baru ini,” katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home