Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 08:17 WIB | Rabu, 08 April 2015

“Bank Sentral AS Tunda Kenaikan Bunga Sampai 2016”

Spekulasi tentang kapan The Fed akan menaikkan suku bunga telah membuat pasar keuangan seluruh dunia sempat bergolak.
Presiden Bank Sentral Negara Bagian Minneapolis, Narayana Kocherlakota (Foto:Reuters/Brian Snyder)

MINNEAPOLIS, SATUHARAPAN.COM – Presiden Bank Sentral Negara Bagian Minneapolis, Narayana Kocherlakota, membuat pernyataan yang mengejutkan, yang menyatakan bahwa Bank Sentral AS atau lazim dikenal dengan sebutan The Fed, sebaiknya menunggu sampai paruh kedua tahun 2016 untuk menaikkan suku bunga acuan, dan kemudian menaikkannya secara bertahap menjadi 2 persen pada akhir 2017.

Pernyataan ini mengejutkan karena ekspektasi pasar di seluruh dunia menyatakan The Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini. Spekulasi tentang kapan The Fed akan menaikkan suku bunga telah membuat pasar keuangan seluruh dunia sempat bergolak, termasuk nilai tukar rupiah yang ikut anjlok karena hengkangnya dana-dana asing dari dalam negeri akibat ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Pernyataan Kocherlakota yang disampaikan pada hari Selasa (7/4) tersebut juga merupakan yang pertama dari kalangan bank sentral di AS yang terang-terangan mengemukakan sikap tentang kapan seharusnya suku bunga The Fed naik.

Kocherlakota, sebagaimana dikutip oleh Reuters, mengatakan dirinya membuat pernyataan ini karena semakin khawatir akan ekspektasi pasar yang mengharapkan terjadinya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, didorong oleh komentar dari banyak rekan-rekan Kocherlakota sesama petinggi The Fed. Dan ini, kata dia, berpotensi mengganggu pemulihan ekonomi.

"Percakapan itu (tentang menaikkan suku bunga) di dalam  dan dari dirinya sendiri adalah kebijakan pengetatan, " kata Kocherlakota. "Saya khawatir percakapan yang sedang berlangsung tentang pengetatan kebijakan moneter menjadi hambatan pada kinerja ekonomi baik dari segi pertumbuhan maupun dalam penyediaan lapangan kerja."

Kebanyakan pembuat kebijakan di The Fed, termasuk Gubernurnya, Janet Yellen, meyakini bahwa The Fed perlu mulai menaikkan suku bunga tahun ini karena pasar tenaga kerja membaik dan mulai memberi tekanan pada inflasi yang selama ini rendah. Bank sentral AS telah mempertahankan suku bunga mendekati nol sejak Desember 2008.

Beberapa pengamat kebijakan The Fed bahkan mendesak dilakukannya kenaikan suku bunga paling tidak bulan Juni, dan memperingatkan bahwa menunggu terlalu lama akan memaksa The Fed menaikkan biaya pinjaman secara tajam untuk mengantisipasi lonjakan inflasi yang tidak diinginkan.

"Saya tetap percaya bahwa hal itu akan menjadi kesalahan untuk meningkatkan suku bunga The Fed pada tahun 2015," kata Kocherlakota kepada Bismarck-Mandan Chamber of Commerce.

Menurut dia, tingkat lapangan kerja  masih rendah, demikian halnya inflasi, juga masih terlalu rendah. Itu sebabnya, The Fed harus "memulainya dengan sedikit lebih lambat dan menaikkannya lebih lambat dari yang kita lakukan pada tahun 2004 dan 2006," kata dia.

Menurut perkiraanya, The Fed  pada  akhirnya akan menaikkan suku bunga pinjaman jangka pendek menjadi 3 persen atau 3,25 persen. Namun ia memperkirakan itu tidak akan dilakukan setidaknya sampai 2018.

Di Amerika Serikat terdapat 12 Bank Sentral Regional seperti Bank Sentral Minneapolis (The Federal Reserve of Minneapolis). Masing-masing bank ini merupakan perpanjangan tangan dari The Fed dalam menjalankan kebijakan moneter di seluruh wilayah AS. Selain Bank Sentral Minneapolis, bank sentral regional lainnya adalah Atlanta, Boston, Chicago, Cleveland, Dallas, Kansas City, New York, Philadelphia, Richmond, San Fransisco dan St Louis.
 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home