Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yasinta Desrilina 21:19 WIB | Selasa, 16 Juli 2013

Belajar Mengelola Emosi

foto: www.mnfccla.org.

SATUHARAPAN.COM – Saat  berangkat kerja, di jalan saya melihat seorang pengendara mobil memepet pengendara motor yang memboncengkan seorang kakek. Tak hanya itu, ia membuka kaca jendela mobilnya dan mengacung-acungkan tangannya sambil berteriak-teriak kepada pengendara motor tersebut.

Beberapa hari kemudian, di pertigaan jalan saya melihat seseorang membawa pistol berjalan dengan muka merah padam menuju mobilnya. Agaknya, ia baru saja berurusan dengan pengendara mobil lainnya. Saya bertanya-tanya apakah yang terjadi sehingga ia sampai mengeluarkan pistol?

Di masa reformasi, kekerasan makin marak terlihat di jalan raya. Tentu saja, saya tidak mengetahui persis latar belakang kedua kejadian tadi. Namun, kekerasan yang ditunjukkan bukanlah hal yang patut. Rasa marah memang bisa datang kapan saja. Apa lagi, jika kita merasa orang lain tidak melakukan sesuatu dengan semestinya. Namun, kita perlu mengelolanya. Sebab rasa marah bisa membuat kita mengambil tindakan yang mungkin kita sesali nantinya.

Daniel Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional (EQ) merujuk pada kemampuan seseorang mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain.

Itu berarti, kita perlu mengendalikan emosi kita, bukan sebaliknya. Emosi itu seumpama api, yang akan sangat berguna jika kita bisa kelola, namun mengakibatkan bencana jika dibiarkan. Lagi pula, emosi itu tak ubahnya cuaca yang sering berubah dan sesaat sifatnya. Pengambilan keputusan berdasarkan perasaan sesaat bisa berakibat fatal dan kekal, baik pada diri sendiri, maupun orang lain. Yang hanya akan berbuahkan penyesalan pada akhirnya. Karena itu, mari kita belajar mengelola emosi!

email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home