Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 20:23 WIB | Jumat, 03 Maret 2023

Belarusia Vonis Pemenang Nobel Perdamaian 10 Tahun Penjara

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian asal Belarusia, Ales Bialiatski, terlihat di kandang terdakwa di ruang sidang pada awal sidang di Minsk pada 5 Januari 2023. (Foto: Belta/AFP)

MINSK, SATUHARAPAN.COM - Sebuah pengadilan di Belarusia pada hari Jumat (3/3) menghukum pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dan aktivis hak asasi manusia, Ales Bialiatski, 10 tahun penjara karena mendanai protes dan kejahatan lainnya, dalam kasus yang menurut kelompok hak asasi bermotivasi politik.

Pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya, mengatakan Bialiatski dan aktivis lain yang dijatuhi hukuman dalam persidangan yang sama telah dihukum secara tidak adil, menyebut putusan itu "mengerikan".

“Kita harus melakukan segalanya untuk melawan ketidakadilan yang memalukan ini dan membebaskan mereka,” katanya di Twitter.

Jaksa telah meminta pengadilan Minsk untuk memberikan Bialiatski, yang membantah tuduhan tersebut, hukuman 12 tahun. Dia dan tiga terdakwa lainnya didakwa membiayai protes dan menyelundupkan uang.

Kantor berita negara Belarusia, Belta, mengkonfirmasi hukuman tersebut, termasuk satu dekade penjara untuk Bialiatski.

Berusia 60 tahun, Bialiatski adalah salah satu pendiri kelompok hak asasi manusia Viasna dan salah satu dari ratusan warga Belarusia terkemuka yang dipenjara selama penumpasan protes anti pemerintah selama berbulan-bulan yang meletus pada musim panas 2020 dan berlanjut hingga 2021.

Viasna mengambil peran utama dalam memberikan bantuan hukum dan keuangan kepada mereka yang dipenjara. Demonstrasi massal terjadi setelah pemimpin lama, Alexander Lukashenko, dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden 2020.

“Tuduhan terhadap rekan kami terkait dengan aktivitas hak asasi manusia mereka, pemberian bantuan pusat hak asasi manusia Viasna kepada para korban penganiayaan bermotif politik,” kata Viasna tentang kasus tersebut.

Bialiatski dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada Oktober lalu untuk karyanya tentang hak asasi manusia dan demokrasi, membaginya dengan Memorial, sebuah kelompok hak asasi Rusia, dan Pusat Kebebasan Sipil Ukraina.

Dia ditangkap pada tahun 2021 bersama dua rekannya yang bekerja di Viasna. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home