Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 12:45 WIB | Kamis, 20 Oktober 2016

Beramal yang Benar Tak Sekadar Beri Donasi

IIlustrasi. Paus Fransiskus saat berada di dekat masjid di Bangui, Republik Afrika Tengah, bahwa "Kristen dan Muslim adalah saudara dan saudari". (Foto: bbc.com)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransìskus mengatakan umat Kristiani saat hendak beramal atau memberi sumbangan tidak hanya sekadar memberi benda atau uang, namun lebih dari itu  yakni sentuhan yang lebih pribadi, walau  sumbangan dan kontribusi berupa dana tetap sebuah hal yang penting. 

Seperti diberitakan Catholic Herald, hari Rabu (19/10), Paus Fransiskus mengajak umat untuk mendatangi kaum papa dengan menatap wajah walau hal tersebut, menurut dia, mungkin sulit dilakukan.

Paus Fransiskus menambahkan saat ini penting mengajak umat Kristiani  agar tidak menyerah kepada kebiasaan yang sudah ada yakni mengabaikan orang-orang yang membutuhkan, bahkan tidak mendekati kaum papa.

“Atau melarikan diri dari realitas di sekitar kita banyak yang membutuhkan,” kata Paus dalam audiensi umum di Lapangan Santo Petrus.

“Kemiskinan yang tergambar secara abstrak tidak membuat kita tertantang. Hal tersebut membuat kita berpikir, hal tersebut mungkin membuat kita mengeluh, tetapi ketika Anda melihat kemiskinan di tubuh seorang pria, seorang wanita atau seorang anak sudah pasti akan menantang kita,” kata dia.

Ribuan orang memenuhi lapangan guna menyimak audiensi tersebut itu hingga lapangan penuh sesak karena banyak dari mereka menghadiri kanonisasi dari tujuh orang kudus baru pada 16 Oktober lalu. Di antara para peziarah adalah kelompok dari Argentina – kampung halaman Paus Fransiskus –  yang menyanyikan musik tradisional dan mengenakan ponco tradisional Argentina.

Setelah pidatonya, Paus memberkati patung dari santo yang baru dikanonisasi, Santo Jose Gabriel del Rosario Brochero.

Patung tersebut menggambarkan seorang pastor  yang duduk di atas keledainya, sarana  transportasi yang dia gunakan ketika bepergian ribuan mil untuk melayani orang miskin dan orang sakit.

Paus Fransiskus dalam beberapa kesempatan membicarakan makna belas kasih, dia mengatakan bentuk konkrit dari belas kasihan yang harus dilakukan bersama-sama yakni memberi makan orang yang kelaparan, menurut Paus Fransiskus tindakan tersebut adalah penting karena belas kasih kepada orang lain adalah hal yang penting dalam menghadapi situasi yang nyata.

Meskipun gambar kemiskinan yang ekstrem dapat menggerakkan orang untuk melakukan karya-karya penting dari amal dan sumbangan, menurut Paus  Fransiskus, hal tersebut tidak secara langsung melibatkan manusia.

“Ketika orang miskin mengetuk pintu rumah kita, hal tersebut sangat berbeda karena kita tidak lagi menghadapi gambar tapi kita terlibat,” kata dia.

“Dalam hal ini, apa reaksi saya? Apakah saya berpaling dan melakukan sesuatu ? Atau apakah saya berhenti untuk berbicara dan berinisiatif membantu. Jika Anda melakukan ini, akan selalu ada seseorang yang mengatakan berbicara dengan orang miskin adalah memalukan,” kata Paus.

Mengingat penegasan Santo Yakobus yang menciptakan pernyataan “iman tanpa perbuatan adalah mati,” kata Paus Fransìskus.

Dia mengatakan orang Kristen tidak bisa mendelegasikan tindakan memberi makan lapar untuk orang lain hanya sekadar kata-kata, namun membutuhkan kerja konkret.

Dia mengingatkan Yesus memberi perintah  kepada murid-murid-Nya untuk memberi makan orang-orang sebelum melipatgandakan roti dan ikan, dia menambahkan hal tersebut penting bagi kita.

“Perintah tersebut (memberi makan orang miskin)  mengajarkan bahwa sedikit yang kita miliki, jika kita percaya sepenuhnya yang kita miliki kepada Yesus Kristus, dan dengan iman maka mempercayakan kepada tangan Yesus dan berbagi dengan iman, maka hal tersebut akan berubah menjadi kekayaan dan berkat yang berlipatganda," kata Paus.

Mengutip ensiklik Paus Benediktus XVI "Caritas in Veritate" atau "Charity in Truth", Paus Fransiskus mengatakan  memberi makan orang yang lapar adalah sebuah hal yang imperatif atau wajib bagi gereja dan berlaku secara  universal, hal tersebut merupakan panggilan untuk semua orang Kristen untuk membela hak universal yakni makanan dan air diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan yang membutuhkan.

"Hubungan kita dengan Tuhan – yang hadir melalui wujud Yesus Kristus – tercermin dari  makanan yang kita berikan kepada orang kelaparan dan memberi minum kepada yang kehausan,” kata Paus Fransiskus.  (catholicherald.co.uk)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home