Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 19:49 WIB | Selasa, 11 Agustus 2015

Beri Visa Pebulu Tangkis Israel, Cederai Konstitusi Indonesia

Pebulu tangkis Israel, Misha Zilberman. (Foto: badmintonpeople.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Meski telah dikabulkan permohonan visanya oleh Pemerintah Indonesia, penolakan tampil dalam turnamen TOTAL BWF Championships 2015 di Jakarta terhadap pebulu tangkis Israel, Misha Zilberman, masih mengalir. Kali ini datang dari politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta.

Dalam keterangan pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, Selasa (11/8), Sukamta menilai pemberian visa kepada Zilberman akan mencederai konstitusi Republik Indonesia yang anti penjajahan dan cinta kemerdekaan.

“Memang ini urusan olahraga, tapi pemberian visa kepada atlet asal Israel, Zilberman, akan mencederai konstitusi dan semangat bangsa kita yang anti penjajahan dan cinta kemerdekaan. Karena Zilberman mewakili sebuah negara yang hingga kini melakukan penjajahan,” kata Sukamta.

Dia pun mendesak Direktorat Jenderal Imigrasi segera membatalkan pemberian visa tersebut. Sebab, Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 telah dengan tegas menyatakan ‘Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan’.

“Itu jelas menyatakan bahwa Indonesia anti terhadap penjajahan. Israel telah melakukan penjajahan dengan menganeksasi wilayah Palestina. Karenanya Indonesia sejak awal merdeka hingga sekarang tidak mengakui Israel sebagai negara. Sehingga tidak mungkin pula bagi kita untuk berhubungan dengan Israel dalam hal lain yang membawa nama negara seperti ajang kompetisi olahraga bulu tangkis ini,” ucap Sukamta.

Bahkan, dia mengungkapkan, Indonesia pernah mengambil sikap tegas ketika akan dipertemukan dengan tim sepak bola Israel di babak akhir Kualifikasi Piala Dunia 1958. Saat itu akhirnya Indonesia mengundurkan diri setelah permintaan untuk tidak bertanding di Tel Aviv atau Jakarta, ditolak oleh FIFA–federasi sepak bola dunia.

“Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno, juga pernah menolak keikutsertaan Israel dalam Asian Games tahun 1962 di Jakarta,” tutur Sukamta.

“Kita harus tetap menghidupkan semangat Soekarno yang menyatakan selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel. Jadi, meskipun itu olahraga, tetapi berhubungan dengan kedaulatan negara,” politikus PKS itu menambahkan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home