Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 09:33 WIB | Selasa, 17 Januari 2017

Bersaksi tentang Kristus Butuh Tindakan Nyata

Ilustrasi: Paus Fransiskus tiba untuk bertemu dengan penduduk di Italia tengah yang dilanda gempa bumi, di aula Paus Paulus IV, di Vatikan, 5 Januari 2017. (Foto: voaindonesia.com /AP Photo/Andrew Medichini).

ROMA, SATUHARAPAN.COM – Menjadi orang Kristen sejati tidak harus menjadi kelompok orang suci (pastor, bruder, suster), tetapi harus lebih banyak memberi kesaksian tentang Yesus dalam kata dan terutama perbuatan dalam dunia nyata, kata Paus Fransiskus mengatakan kepada anggota paroki di wilayah timur Roma, Italia.

Seperti diberitakan Catholic Herald, hari Senin (16/1),  Paus Fransiskus mengatakan demikian saat memberi homili pada Minggu (15/1) di lingkungan paroki Saint Mary di Setteville, Roma.

“Menjadi saksi Kristus tidak berarti menjadi kaum suci, tetapi bisa saja menjadi orang miskin yang mengatakan ‘ya saya adalah orang berdosa, tetapi Yesus Kristus adalah Tuhan dan saya akan berusaha memberi kesaksian tentang dia hari lepas hari dan memperbaiki cara hidup saya ke jalan yang benar,” kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus berpesan tiga hal mendasar dalam bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus. “Kesaksian Kristen dilakukan dengan tiga hal lewat kata, hati dan tangan,” kata dia.

Paus Fransiskus sebelumnya mengadakan pertemuan terpisah dengan anak-anak dan remaja dari program pendidikan agama dan kelompok kepanduan, selain itu dia juga bertemu dengan orangtua dari 45 bayi dibaptis di paroki tersebut, kemudian dengan sekelompok umat yang sakit atau disabilitas, kemudian dengan dewan paroki dan lebih dari 100 umat yang aktif dalam kegiatan paroki.

Sebelum merayakan Misa, ia mendengar pengakuan dari perwakilan empat paroki. Kantor pers Vatikan mengatakan mereka adalah pasangan muda yang peduli kepada seorang asisten pendeta yang berusia 50 tahun, dan memiliki penyakit amyotrophic lateral sclerosis. 

"Jika saya mengatakan saya Katolik dan pergi ke Misa setiap hari Minggu dengan orang tua saya, tapi saya tidak berbicara (tentang Yesus), saya tidak membantu kakek-nenek saya, tidak membantu orang miskin, tidak mengunjungi orang sakit, maka sama artinya dengan saya tidak bersaksi dan itu tidak ada gunanya,” kata Paus Fransiskus kepada para pemuda.

“Sikap seperti ini tidak lain bagaikan menjadi burung beo yang hanya mengulang  kata-kata, karena bersaksi menurut prinsip Kristiani membutuhkan tindakan,” kata dia.

Paus Fransiskus memfokuskan tentang kesaksian dari Santo Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus Kristus sebagai juru selamat.

“Bagaimana murid-murid Yesus bertemu dengan Dia (Yesus Kristus)? Karena mereka bersaksi, hal itu sama dengan kehidupan kita,” kata Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus menambahkan keimanan seseorang tidak sama dengan menjadi pendukung kesebelasan sepak bola tertentu atau menganut filosofi tertentu yang mengikuti aturan. “Menjadi Kristiani, yang paling utama adalah bersaksi tentang siapa Yesus Kristus,” kata dia.

Paus Fransiskus mengatakan Kristiani telah tersebar di seluruh dunia karena banyak orang bersaksi dalam kata-kata bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat. Dia menambahkan, kesaksian setiap orang berbeda-beda karena kesaksian bisa dengan cara yang paling mudah, atau di sisi lain harus mengalami kekerasan seperti martir.

“Murid-murid Yesus tidak mengambil kursus untuk dapat bersaksi tentang Yesus Kristus, melainkan mereka mengikut Dia dan mendengar Dia, dan mencoba berperilaku seperti Yesus Kristus,” kata dia.

“12 murid Yesus mengalami hal yang berbeda-beda, karena mereka bisa mengalami kebanggaan bahkan kecemburuan,” dia menambahkan.

Paus Fransiskus bertanya tentang ibadah yang sempurna, jawabnya adalah jangan mempergunjingkan orang. “Katakan tidak kepada gosip, jika anda memiliki masalah dengan orang lain, kemukakan secara langsung,” kata dia. (catholicherald.co.uk)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home