Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta Widiadi 18:48 WIB | Selasa, 22 September 2015

Bila Ingin Berpolitik, Parkindo Harus Bertanggung Jawab

Bila Ingin Berpolitik, Parkindo Harus Bertanggung Jawab
Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia, Sabam Sirait (kiri) dan mantan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Parkindo, Drs. Supardan MA (kanan) saat menjadi pemateri di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?” hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.
Bila Ingin Berpolitik, Parkindo Harus Bertanggung Jawab
Alida HL. Lampe Guyer (Ketua Umum DPP Parkindo, kiri) dan Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia, Sabam Sirait (kanan) saat menjadi pemateri di Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?” hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.
Bila Ingin Berpolitik, Parkindo Harus Bertanggung Jawab
Titi Juliasih, Direktur Utama PT. Sinar Kasih memberi kata sambutan sebelum dimulainya acara Diskusi Antar Lembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?”

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (kini PDI Perjuangan), Sabam Sirait memberi nasihat apabila Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) hendak bertransformasi menjadi partai politik maka harus dilakukan dengan bertanggung jawab.

“Apa pun yang kalian bentuk bentuklah dengan bertanggung jawab,” kata Sabam Sirait saat menjadi pemateri di Diskusi Antarlembaga Keumatan Kristen “Parkindo Menuju Partai?” hari Selasa (22/9) di Lantai 6, Gedung Sinar Kasih, Jalan Dewi Sartika 136 D, Jakarta.

Sabam mengemukakan bahwa selama dia menjadi Sekretaris Jenderal Parkindo dan PDI (sebelum menjadi PDI Perjuangan), maka banyak hal yang harus dipersiapkan seperti pengkaderan yang baik.

“Setelah Parkindo membentuk PDI terus sekarang jadi PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, red)? Apakah masih ada peran Parkindo di PDIP?” dia menambahkan.

Dari obrolan “tidak resmi” yang sering didengar Sabam, ayah dari politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait itu dapat memetakan wilayah Indonesia yang terasa peran Parkindo dalam mendukung setiap keputusan penting di PDI Perjuangan.

“Saya rasa di indonesia bagian timur kurang, tetapi di indonesia bagian barat Parkindo masih banyak menentukan (arah politik, red) PDIP mau kemana,” kata dia.

Sabam tidak menyatakan secara tersirat tentang memberi dukungan atau menolak Parkindo yang saat ini berstatus organisasi kemasyarakatan (ormas) menjadi partai politik. Akan tetapi dia hanya memberi nasihat bahwa pergolakan politik di Indonesia masih akan bergejolak pasca 2019 mendatang. Oleh karena itu, Sabam berpesan bahwa sistem politik saat dia masih menjadi anggota DPR RI selama beberapa periode akan berbeda dengan yang akan terjadi di masa mendatang.

“Saya rasa kita memang akan menghadapi tahun-tahun yang akan sulit beberapa tahun mendatang,” dia mengatakan.

“Kalian sudah harus bersiap-siap dengan sistem politik dan pemilu apa pun,” dia menjelaskan.

Partisipasi Kristen Indonesia

Partai Kristen Indonesia (disingkat Parkindo) adalah partai politik di Indonesia yang terbentuk pada 10 November 1945 dan berpartisipasi pada pemilihan umum pada 1950 sampai dengan 1973. Pada 1973 Parkindo melebur masuk ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Parkindo pernah menggelar beberapa Kongres, pada Kongres I di awal Desember 1945, dalam Kongres tersebut beberapa partai berlandaskan kristen menggabungkan diri antara lain, Partai Kristen Nasional, Partai Kristen (Parki), dan Perserikatan Christen Indonesia (Perchi). Persetujuan peleburan ketiga partai disahkan dalam Kongres II Parkindo pada April 1947 di Solo.

Pada Kongres III Parkindo di Jakarta, awal April 1950 menetapkan Hari Lahir Parkindo diperingati setiap 10 November, penetapan hari jadi tersebut berdasar pada hari perkumpulan orang Kristen di Jalan Kramat Raya No. 65 yang mengutuk pemboman atas Kota Surabaya oleh pendudukan Inggris.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home