Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 14:32 WIB | Minggu, 20 Oktober 2013

Biola Titanic Catat Rekor Nilai Pelelangan

Biola yang dimainkan oleh bandmaster Titanic saat kapal itu tenggelam. (Foto: alarabiya.net)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Biola yang dimainkan oleh bandmaster Titanic saat kapal itu tenggelam dijual di pelelangan seharga 900 ribu pounds (seitar Rp16,46 miliar) pada Sabtu (19/10), menjadikannya sebagai sebuah rekor dunia untuk memorabilia dari kapal naas tersebut.

Biola milik Wallace Hartley ditemukan terikat di tubuhnya setelah ia tenggelam dengan sekitar 1.500 orang di atas kapal pada 1912.

Biola itu dijual kepada seorang kolektor Inggris setelah adu tawar sengit selama 10 menit di antara para penelepon penanawar di spesialis lelang Titanic, Henry Aldridge and Son di Devizes, Inggris barat daya.

Alat music gesek itu menjadi sebuah barang prasasti bagi Maria Robinson (33) untuk menandai pertunangan mereka. Biola itu dijual dengan tas yang terbuat dari kulit, bertanda W.H.H.

Selama beberapa dekade biola itu diyakini hilang tapi ditemukan di loteng sebuah rumah di Inggris barat laut pada 2006, memicu perdebatan mengenai keasliannya, yang baru saja diselesaikan oleh para ahli.

"Kami benar-benar gembira," kata Christine Aldridge, juru bicara rumah lelang, kepada AFP.

"Biola itu dijual kepada seorang kolektor Inggris yang melakukan penawaran melalui telepon. Proses penjualan hanya memakan waktu sekitar 10 menit."

Dia mengatakan harga akhir termasuk premi yang dibayarkan kepada rumah lelang adalah 1.050.030 pounds (sekitar Rp19,21 miliar).

Band Hartley terkenal karena keputusannya untuk terus bermain musik ketika Titanic tenggelam, dengan membawakan nyanyian rohani Nearer, My God, to Thee untuk menghibur para penumpang yang panik saat mereka mencari sekoci yang jumlahnya tidak banyak.

Hartley dan tujuh rekan bandnya meninggal ketika kapal karam di bawah es Atlantik Utara pada 15 April 1912, setelah menghantam sebuah gunung es. (AFP/Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home