Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 20:24 WIB | Kamis, 06 Oktober 2016

BKPM: Sektor Jasa Jadi Tumpuan Utama Ekonomi Masa Depan RI

Tom juga menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan beberapa hal untuk mendukung sektor tersebut.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, saat menjadi keynote speech di kegiatan Indonesia Knowledge Forum di Jakarta, hari Kamis (6/10). (Foto: BKPM)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, menyampaikan bahwa upaya untuk menciptakan keunggulan kompetitif dari sisi ekonomi memerlukan waktu serta kerja keras semua pihak.

Dia mencontohkan kesuksesan yang diperoleh oleh Vietnam untuk meningkatkan ekspor non migasnya adalah sukses sehari yang direncanakan selama sembilan tahun.

Kepala BKPM menyampaikan bahwa banyak yang dilakukan oleh Vietnam hanya setelah mereka sukses.

I would say overnight success and 9 years in the making. Mereka bekerja keras melakukan reformasi struktural selama sembilan tahun untuk mencapai tingkat ekonomi yang mereka miliki sekarang,” kata Tom, sapaan akrabnya, dalam keynote speech di kegiatan Indonesia Knowledge Forum di Jakarta, hari Kamis (6/10).

Menurut Tom, salah satu keberhasilan Vietnam adalah saat ini, produsen gadget Samsung Electronics memutuskan untuk menanamkan modalnya di Vietnam.

“Samsung saja menyumbang ekspor non migas ke Vietnam mencapai US$ 45 miliar per tahun. Ekspor non migas mereka mencapai US$ 150 miliar. Dari sisi ini, kita punya Lenovo, produsen gadget dan elektronik asal Tiongkok, tapi apa yang sebenarnya diperlukan oleh investor di masa mendatang,” katanya.

Sektor Investasi Jasa

Tom menambahkan bahwa ke depan sektor investasi jasa termasuk ekonomi digital merupakan sektor yang akan menjadi tumpuan utama masa depan Indonesia.

“Sektor ekonomi jasa merupakan salah satu sektor yang akan memiliki potensi luar biasa dalam peningkatannya,” katanya.

Tom juga menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan beberapa hal untuk mendukung sektor tersebut di antaranya adalah langkah pemerintah untuk mencetak biru untuk percepatan ekonomi digital dan melahirkan pemuda sebagai generator ekonomi baru.

Cetak biru peta jalan e-commerce yang diluncurkan Januari 2016 yang mencakup Penguatan logistik, dukungan pembiayaan, perlindungan konsumen, infrastruktur TIK, aturan pajak, pendidikan, dan cyber security.

Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2015, nilai e-commerce Indonesia US$ 18 miliar, meningkat 50 persen (y/y). Tahun 2020, berpotensi mencapai US$ 130 miliar. Selain itu, pemerintah juga melakukan inovasi dengan mendukung ekonomi digital dengan Palapa Ring, semua kota di Indonesia akan didukung broadband tahun 2019.

Tom dalam kesempatan tersebut juga mengingatkan bahwa Presiden Jokowi selalu menyampaikan mengenai bagaimana saat ini adalah eranya keterbukaan dan persaingan.

“Di era sosmed ini tidak ada gunanya mencoba menutup-nutupi sesuatu. Sama halnya dengan di perdagangan dan investasi. Kalau terbuka ya terbuka, kalau tertutup ya tertutup,  jangan setengah hati, ” pungkasnya.

Acara Indonesia Knowledge Forum yang digagas oleh BCA dihadiri oleh 1.200 partisipan dengan menghadirkan beberapa pembicara di antaranya Tony Prasetiantono (Pengamat Ekonomi), Fadjar Hutomo (Deputi Bekraf), Yohanes Surya (Founder Surya Institute), dan William Tanuwijaya (CEO Tokopedia).

Beberapa tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut di antaranya Economy, Marketing, Creativity & Innovation, HC & Leadership, serta ditutup talkshow dengan Menteri Pariwisata.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home