Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 17:46 WIB | Kamis, 06 November 2014

BNP2TKI: Edukasi Mantan TKI Terganjal Dana

Kepala BNP2TKI bersama Wakil Gubenur NTB meninjau loket pelayanan di kantor LTSP Mataram NTB, Rabu (5/11). (Foto: bnp2tki.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - "Program edukasi terhadap mantan Tenaga Kerja Indonesia TKI), terganjal dana," kata Direktur Pemberdayaan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Arini Rahyuwati di Jakarta, Kamis (6/11).

"Setiap tahun alokasi dana hanya untuk 4.500 orang TKI yang sudah kembali ke Tanah Air, sementara dari data sebelum tahun 2012 jumlah TKI yang kembali ke Indonesia sekitar 200 ribu orang," katanya.

Arini mengemukakan, sejak tahun 2012 jumlah TKI yang kembali ke Tanah Air tidak dapat didata dengan sempurna, karena mereka pulang melalui jalur mandiri. BNP2TKI hanya memiliki data yang akurat terkait penempatan TKI.

Menurut dia, pelaksanaan edukasi kepada mantan TKI tidak dilakukan di pusat, melainkan di daerah asal mereka.  Pelaksanaan pemberdayaan mantan TKI ini dilaksanakan 1-2 hari. Jadwal pelaksanaan kegiatan itu tergantung pada kesiapan Balai Pelayanan dan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI).

Namun tidak semua mantan TKI yang mendapat pengetahuan khusus ketrampilan, motivasi dan manajemen keuangan, karena keterbatasan dana.

"Kegiatan ini cukup efektif, memberi manfaat kepada mantan TKI," katanya.

Arini menambahkan, pelaksanaan program pemberdayaan mantan TKI melalui edukasi itu untuk mendorong mereka berwirausaha. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang didapat selama bekerja di luar negeri dapat dimanfaatkan di Tanah Air.

"Kami memberi motivasi kepada mereka untuk menerapkan ketrampilan yang didapat saat bekerja di luar negeri.

Mereka dapat membuka usaha atau bekerja di Indonesia sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki," katanya.

Dia mengatakan, program pemberdayaan mantan TKI ini sebagai bentuk perhatian pemerintah.

Pemerintah juga pernah memberi apresiasi atas usaha 50 orang mantan TKI asal Jakarta, yang telah mengikuti bimtek(bimbingan teknis) pemberdayaan mantan TKI. Pengalaman bekerja di luar negeri merupakan bekal yang baik untuk membuka usaha ditambah sikap hidup hemat, ulet, tidak konsumtif, produktif dan efisien dalam memanfaatkan waktu bisa dijadikan modal utama dalam mengembangkan usaha yang telah ada.

Bagi yang baru mau mulai usaha, Arini menyarankan untuk membuka usaha yang mereka kuasai dan fokus.

"Walaupun usaha kecil, jangan dianggap kecil. Usaha yang besar itu dimulai dari usaha yang kecil," katanya.(Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home