Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 18:03 WIB | Jumat, 04 April 2014

Boikot Produk Rusia di Ukraina Meluas, Penjualan Turun 40 %

Warga Ukraina tidur di lantai di sebuah super market menyerukan boikot atas produk Rusia di negara itu. (Foto: Kyiv Post)

KIEV, SATUHARAPAN.COM – Boikot atas produk Rusia di Ukraina makin meluas. Jaringan sosial di negara itu terus menyerukan boikot atas berrbagai produk barang dan jasa dari Rusia yang mereka sebut sebagai upaya memboikot penjajah.

Boikot ini telah diserukan sejak Revoluis Euro-Maiden Ukraina pada bulan November tahun lalu. Gerakan ini makin gencar setelah presiden Ukraina yang pro Rusia, Viktor Yanukovich, digulingkan, dan lari bersembunyi di Rusia. Kemudian disusul referendum di Ukraina yang menjadi aneksasi Rusia ataw wilayah otonom Ukraina di Semenanjung Crimea.

Boikot ini berkembang makin serius, bukan hanya atas produk permen, keju dan ikan dari Rusia, tetapi juga produk susu, kosmetik, the, bahkan juga larangan konser band asal Rusia, dan larangan seks dengan Rusia.

"Bar code barang Rusia dimulai dengan 46. Memboikot penjajah," demikian pengumuman pada halaman jaringan sosial yang dikutip media Ukraina, Kyiv Post.

Kaviar Rusia, pasta gigi, permen buatan Rusia seperti coklat Mars atau Kinder, produk merek fashion seperti Oggi atau Gloria Jeans, juga masuk daftar produk yang boikot. Bahkan bank-bank Rusia juga dimasukkan dalam daftar itu.

Menurut laporan media di Ukraina, aksi boikot menunjukkan efeknya. Sumber kantor berita Ukraina, TSN, melaporkan bahwa penjualan barang Rusia di Ukraina menurun 40 persen dalam dua pekan terakhir.

Beberapa pekan lalu, perempuan Ukraina berkampanye untuk menolak seks dengan laki-laki Rusia sebagai protes terhadap agresi militer negara itu.  Slogan bertuliskan "Jangan tidur dengan orang Rusia" ditulis dalam t-shirt dan disebarkan melalui halaman Facebook.

Komentar dari Rusia memang banyak yang bernada marah, tulis Kyiv Post. "Anda akan mati kelaparan, bodoh, pelacur Ukraina," tulis pengguna Facebook, Denis Zyryanov dari Tyumen di Rusia mengomentari aksi boikot di media sosial.

Anna Kholodnova, (24 tahun), seorang manajer media sosial dari Kiev, mengatakan bahwa dia telah memboikot barang-barang Rusia lebih dari sepekan. Dia mengaku bahwa dia "tidak pernah memiliki orang Rusia."  Memboikot seks dengan mereka "menjadi bagian termudah sejauh ini,” kata dia.

Eugeniya Serdiuk (26 tahun), seorang akuntan dari Kyiv, mengatakan, "berali dari teh dan kopi, cokelat, krim wajah (produk Rusia), tapi saya akan mengatakan tidak sulit. Hanya membutuhkan satu hal, melihat bar code."

Aplikasi scan bar code dengan Android dari "Boikot Penjajah" telah mengidentifikasi mana produsen Rusia dan mana Ukraina.

Boikot juga telah menyentuh dunia musik Rusia. Hal itu telah memaksa sejumlah musisi Rusia untuk membatalkan atau menunda acara di Ukraina. "Kami sedang bernegosiasi dengan semua band asal Rusia yang ingin datang. Sebab,  tidak ada yang membeli tiket (untuk beberapa acara Rusia)," kata Anna Davidenko dari Konstantin-D, agen yang mengorganisasi konser.

Anait Avakova, seorang akuntan dari kota di Ukraina bagian timur, Dnipropetrovsk, mengatakan bahwa dia memboikot semua barang Rusia, meskipun dia pada bulan lalu acuh tak acuh dengan isu tersebut. "Boikot ini tiba-tiba menjadi masalah kehormatan," kata Avakova, seprti dikutip Kyiv Post.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home