Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 08:38 WIB | Kamis, 23 Juli 2015

BRICS Luncurkan Bank Pembangunan Baru

Ilustrasi: para kepala negara anggota BRICS. (Foto: timesofisrael.com)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Lima negara yang tergabung dalam kekuatan ekonomi baru – BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) –  meluncurkan Bank Pembangunan Internasional (NDB). BRICS meluncurkan bank ini sebagai salah satu respons  terhadap kreditor internasional yang didukung Barat.  

Bank tersebut diluncurkan tidak lama setelah peluncuran bank lainnya, Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang juga dimotori Tiongkok.

“Jelas bahwa pembentukan lembaga-lembaga baru ini akan mematahkan monopoli Bank Dunia. Sekarang, akan ada lebih banyak pilihan bagi negara-negara peminjam, yang bisa memilih tawaran terbaik di antara lembaga-lembaga tersebut," kata Bala Ramasamy, profesor ekonomi pada sekolah bisnis  China Europe International Business School saat peluncuran  NDB di Shanghai, Rabu (22/7) seperti diberitakan Australian Financial Review, afr.com.

Tiongkok diperkirakan  mendominasi kedua bank internasional baru tersebut. Beijing memiliki saham terbesar, yaitu 31 persen di AIIB. Sementara dalam NDB, China memberikan kontribusi sama dengan empat negara lainnya sebagai modal awal sebesar  50 miliar dolar AS, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat. Namun, China juga memiliki 41 persen saham untuk dana cadangan sebesar  100 miliar dolar AS. 

“Tampaknya Tiongkok akan memainkan peran yang semakin besar melalui lembaga-lembaga baru tersebut,” kata  Ramaswamy.

“Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris akan dipaksa meningkatkan peran mereka, dan meninjau kembali hubungan mereka dengan negara-negara berkembang,” dia menambahkan.

Sejumlah analis perbankan mempertanyakan apakah berbagai projek tersebut dibayai lembaga perbankan baru tersebut akan memiliki ketentuan perlindungan terhadap hak asasi manusia dan pelestarian lingkungan.

Analis juga mengkritisi aset  bank-bank baru tersebut relatif kecil dibandingkan dengan Bank Dunia, dan akan sulit  menandingi Bank Dunia.

NDB juga dinilai tidak akan mampu bersaing dengan Bank Dunia dalam menawarkan suku bunga yang rendah karena biaya pinjaman yang lebih tinggi. Obligasi yang ditawarkan NDB juga akan dinilai berdasarkan peringkat kredit negara-negara anggota. (afr.com)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home