Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 22:39 WIB | Minggu, 21 Juni 2015

Brunai Pertahankan Larangan Makan Siang Hari Selama Ramadan

Ilustrasi: Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunei Darussalam. (Foto: AFP).

BANDAR SERI BEGAWAN, SATUHARAPAN.COM – Brunai Darussalam mempertahankan larangan mengonsumsi makanan pada siang hari pada bulan Ramadan, peraturan ini sudah berlaku dua tahun berturut-turut.

Menurut channelnewsasia.com, Sabtu (20/6) bahwa  dari berkumandang adzan shalat subuh ke adzan shalat senja, setiap restoran di negara itu dilarang melayani konsumen yang ingin makan siang di  restoran, tanpa mempedulikan agama konsumen tersebut.

Undang-undang tersebut melarang pedagang berjualan makanan atau minuman di sembarang tempat secara terbuka, namun mereka membuat pengecualiani bagi orang yang menjalani pengobatan.

Bagi Non Muslim di Brunai, makanan dan minuman boleh dibungkus untuk dikonsumsi di tempat tersembunyi dan diam-diam. 

 Brunai memiliki kurang lebih  420.000 penduduk dan diperkirakan 66 persen dari mereka beragama Islam.

Pada awalnya, terdapat beberapa bantahan. Pada pertengahan 2014, The Brunei Times melaporkan 17 pemilik restoran Non Muslim  menulis kepada Kementerian Agama, para pengusaha restoran tersebut berniat melayani pelanggan non Muslim walau saat bulan Ramadan.  Namun setahun kemudian, proses lobi undang-undang tersebut masih berjalan tidak maksimal.

“Saya hanya boleh memberitahu Anda bahwa tingkat pendapatan dari berdagang makanan di Brunai sangat rendah. Anda perlu ingat, di Brunai, tidak begitu ramai orang. Situasi ini tidak sama seperti di Singapura atau Malaysia. Oleh karena itu, tidak ada gunanya membuka dagangan Anda,” kata seorang  pemilik pusat perdagangan, Jessica

Pedagang makanan lainnya, Teh,  berkata: “Brunai menerapkan falsafah Monarki Islam - ia adalah sebuah negara Islam. Kita perlu mengikuti peraturan dan undang-undang,” kata Teh.

Sementara itu warga non Muslim di Brunai Darussalam telah terbiasa dengan keadaan tersebut seperti yang dialami pengajar Institut Tasmania Asia, Brunai Darussalam, James Chin yang berkata bahwa warga minoritas sudah biasa dengan gaya hidup di Brunai.  

“Penduduk minoritas (non Muslim) di Brunai menerima hakikat bahawa Brunai adalah sebuah negara Melayu-Islam diperintah oleh seorang raja yang mutlak dan mereka hanya perlu mengikut peraturan jika mereka ingin tinggal di negara itu," kata  Chin.  (channelnewsasia.com)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home