Loading...
BUDAYA
Penulis: Trisno S Sutanto 06:39 WIB | Selasa, 13 Agustus 2013

Burka Avenger: Superhero Baru dari Pakistan

Iklan Burka Avenger (Foto: ISTIMEWA)

SATUHARAPAN.COM - Masih ingat perjuangan Malala Yousafzai, gadis manis asal Pakistan yang selamat dari upaya pembunuhan Taliban? Beberapa waktu lalu, di depan PBB, gadis berusia 16 tahun itu mengucapkan pidato yang menggetarkan dunia: One child, one teacher, one book and one pen can change the world. Education is the only solution, seru Malala.

Mungkin karena inspirasi itu, Aaron Haroon Rashid, seorang bintang pop dari Pakistan, bulan lalu meluncurkan serial kartun berbahasa Urdu untuk TV, yang diberi nama Burka Avenger. Tokohnya bernama Jiya, seorang muslimah yang di siang hari menjadi guru, tetapi di malam hari, dengan busana burka ala Ninja, berubah jadi superhero melawan kejahatan dan membela “keadilan, perdamaian, dan pendidikan untuk semua”.

Ada yang lain dari superhero satu ini dibanding yang sejenisnya, seperti Superman atau Cat Woman yang ngetop itu. Tidak seperti Superman atau Cat Woman yang kerap menonjolkan kekuatan otot, Jiya tidak suka berkelahi.

"Ia tidak memukul, meninju, menendang, atau menembak orang lain," kata Haroon pada portal berita CBS. "Apa yang ia lakukan hanyalah memukul kepala lawan dengan buku atau melempar mereka dengan pena. Jadi ada pesan di situ, bahwa pendidikan sangat penting dan pena lebih tajam ketimbang pedang." Sebuah pesan yang menggemakan seruan Malala.

Baru sedikit kalangan di Pakistan yang dapat menonton serial itu, karena penyebarannya yang terbatas. Namun, Burka Avenger tak urung sudah menyulut kontroversi, karena pemakaian burka -- pakaian Muslimah yang menutup hampir seluruh tubuh dan sering disebut sebagai simbol penindasan.

Ini disuarakan Marvi Sirmed, aktivis HAM, yang melihat serial kartun itu justru menjunjung tinggi pakaian burka. "Pakaian itu simbol ketertundukan perempuan," kata Sirmed. "Burka tidak bisa dipakai sebagai alat pemberdayaan kaum perempuan."

Tapi kritik itu ditampik Haroon. "Sudah jamak superhero menyembunyikan identitasnya saat tidak beraksi," kata Haroon. "Dalam kasus ini, Jiya seorang guru. Setiap hari ia hidup normal, bahkan tidak memakai jilbab, apalagi burka. Ia hanya memakai burka, seperti yang biasa dilakukan superhero, saat harus melawan orang jahat."

Terlepas dari kontroversi itu, Burka Avenger terbukti menarik minat banyak orang. Serial TV itu rencananya akan disiarkan ke 60 negara, dan sudah dialihbahasakan ke bahasa Inggris dan Prancis. Bahkan sudah ada Facebook Fanpage-nya sendiri.

Siapa tahu siarannya akan sampai di Indonesia juga!


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home