Loading...
INSPIRASI
Penulis: Juppa Haloho 06:18 WIB | Rabu, 01 Juni 2016

Buruk Muka Cermin Dibelah

Mari kita bercermin!
Bercermin merawat diri (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Paradoks. Hal kritik dan mengkritik adalah sebuah paradoks. Kita cenderung suka melontarkan kritik sekalipun tidak suka menerima kritik. Kepada orang yang lebih muda, kita suka melontarkan kritik, namun tak mengizinkan mereka menyampaikan kritik atas kita. Kita mudah menemukan cela orang lain, sekalipun diri kita bercela bahkan selalu melihat cela orang lain lebih banyak dibanding kita.

Apa yang lebih mudah diidentifikasi dari seseorang, kelebihan atau kekurangan? Di awal relasi, kita biasa lebih mudah menemukan kelebihan seseorang. Lama kelamaan, seiring hidup bersama, kita lebih mudah mengidentifikasi kekurangan orang lain. Buruknya, cela yang ada pada orang itu menegasikan hal-hal baik dalam dirinya.

Kita sulit menerima kritik karena bagi kita orang itu tak lebih hebat dari kita. Kita menganggap diri kita selalu lebih benar dari orang lain. Kita membentengi diri kita. Alhasil, tak ada orang yang berani menyampaikan kritik kepada kita. Menolak kritik berarti kehilangan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kesalahan lain yang sering kita lakukan adalah dalam hal menyampaikan kritik. Kita menjadi orang yang seperti peribahasa ”semut di ujung lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”. Kita lupa bahwa kita sama-sama punya blind spot, bagian dalam hidup kita yang sering kali tak kita lihat, namun itulah yang dilihat orang lain. Kita selalu merasa benar, sekalipun orang lain melihat cela hidup kita.

Karena itu, marilah kita sama-sama ingat bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang mengalami anugerah. Kita dibenarkan bukan karena apa yang telah kita lakukan—karena tak pantas dianggap benar—melainkan karena anugerah Sang Pencipta.

Kita perlu sama-sama bercermin agar kita tahu seperti apa sesungguhnya wajah kita. Semoga kita mampu menerima pengajaran dan menarik hikmah darinya. Jangan sampai, ”buruk muka, cermin dibelah.”

Dan Pancasila, yang kita peringati lahirnya hari ini, bisa kita jadikan cermin dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home