Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 10:29 WIB | Kamis, 16 April 2015

Buya Syafii Sajadah Panjang dan Masa Panen

Garin Nugraha (kiri) bersama Buya Ahmad Syafii Maarif dalam peluncuran buku Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan, di Jakarta, Selasa (14/4). (Foto: facebook.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Usia 80 tahun Buya Syafii merupakan sajadah panjang dan masa panen padi yang sudah menguning. Itulah yang disampaikan Garin Nugraha saat membuka diskusi dalam peluncuran buku karya Ahmad Syafii Maarif bertajuk Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan.

“Kita memulai diskusi dengan satu kata, yakni sajadah,” ujar Garin di gedung CSIS, Jakarta Pusat, Selasa (14/4). Sebab, menurutnya, perjalanan usia 80 tahun Ahmad Syafii Maarif adalah sajadah yang panjang dari sebuah kota kecil di Sumatera menuju pulau Jawa.

Dalam perjalanan hidup aktivis Muhammadiyah itu, Buya Syafii pernah tidak mendapat ijazah, pernah tidak sekolah, sebagai penjual kain, bahkan montir.

“Pekerjaan montir itu memperbaiki, tidak menjual. Maka, tentu Maarif pastilah memperbaiki negeri ini, bukan menjualnya,” tambah Garin disambut tepuk tangan meriah para hadirin. “Sajadah artinya menjaga kebersihan untuk selalu kepada Tuhan.”

Peluncuran buku tersebut merupakan salah satu rangkaian acara untuk merayakan usia 80 tahun Ahmad Syafii Marrif yang jatuh pada 31 Mei mendatang. Acara ini diselenggarakan dalam rangka mensyukuri karunia kesehatan dan pemikiran Buya Syafii bagi Indonesia hingga saat ini.

Garin mengatakan, yang paling penting dalam usia 80 tahun itu adalah usia panen, ibarat usia padi yang sudah menguning. “Upacara panen padi di negeri kita tak sekadar mengambil untuk dirinya. Ahmad Syafii Maarif merayakan 80 tahun adalah panen untuk berbagi, panen untuk menanamkan kehidupan yang lebih baik lagi,” terangnya.

Dalam buku tersebut, Buya Syafii menuangkan pikiran mengenai perkembangan sejarah Islam di Indonesia dan kehidupan agama tersebut dalam bingkai kemanusiaan. Garin mengungkapkan, pikiran Buya di buku itu mencerminkan kekritisan anak muda usia 20 tahun namun dengan pengalaman hidup selama 60 tahun.

Hadir pula Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, Romo Magnis Suseno, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.

Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia membutuhkan tokoh sehebat Buya Syafii. Pikiran-pikiran Ahmad Syafii Maarif, menurutnya, bukanlah pikiran jangka pendek, namun pikiran jauh ke depan mengenai bangsa ini.

“Oleh karena itu, kita berharap Buya sehat terus. Kami yang muda-muda ini meneruskan perjuangan Buya,” kata Zulkifli Hasan.
 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home