Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 08:56 WIB | Jumat, 09 Januari 2015

Coca Cola Pangkas 1.600-1.800 Karyawan

Gambar ilustrasi Coca Cola (Foto: Jim Rice/Sydney Morning Herald)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Raksasa minuman soda AS, Coca-Cola, berencana memangkas 1.600-1.800 pegawainya dalam upaya penghematan biaya.

Coca-Cola, yang telah berjuang untuk meningkatkan penjualannya, mengatakan, pengurangan karyawan akan dilakukan di kantor pusat perusahaan, serta di Amerika Utara dan di divisi-divisi internasionalnya. Perusahaan mulai memberitahu karyawan pada Kamis (8/1) waktu AS atau hari ini waktu Indonesia.

"Sebagai bagian dari pengumuman kami baru-baru ini, inisiatif produktivitas multi-tahun, kami mendesain ulang model operasi kami untuk merampingkan dan menyederhanakan struktur kami dan mempercepat pertumbuhan bisnis global kami," kata juru bicara perusahaan itu dalam pesan surat elektronik.

"Seperti yang telah kami akui sebelumnya, pekerjaan desain ulang ini akan mengakibatkan dampak terhadap pekerjaan di seluruh operasi global kami."

Coca-Cola telah kesulitan dengan penjualan yang lemah di pasar dalam dan di luar negeri AS di tengah meningkatnya kekhawatiran kesehatan tentang kaitan antara soda dan obesitas serta penyakit kesehatan lainnya. Penjualan global turun dua persen menjadi 35,1 miliar dolar AS untuk sembilan bulan pertama 2014.

Maret lalu perusahaan ini mengumumkan perampingan operasi global dan memperkirakan penghematan tahunan sebesar tiga miliar dolar AS hingga 2019.

Coca-Cola memiliki 130.600 karyawan di seluruh dunia pada akhir 2013.

Di Indonesia Tertekan oleh BBM dan UMR

Sama seperti di belahan bumi lainnya, di Indonesia Coca Cola juga mendapat tekanan persaingan serta meningkatnya biaya. Coca Cola Amatil (CCA), perusahaan yang berbasis di Australia yang menjadi pemegang lisensi penjualan Coca Cola  di Indonesia, pada beberapa tahun terakhir memang mencatat pertumbuhan penjualan yang baik, namun kompetisi yang semakin ketat dan meningkatnya biaya mewarnai operasi perusahaan di negara berpenduduk Muslim terbesar dunia ini.

Menurut The Wall Street Journal, CCA mengalokasikan sebagian besar biayanya untuk pemasaran dalam upaya menangkis persaingan dari kompetitor yang datang dari berbagai negara, termasuk Peru dan Jepang. Laba divisi CCA di Indonesia dan Papua Nugini turun lebih dari 80 persen hingga Juni, dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meningkatnya biaya bahan bakar dan pengeluaran untuk gaji karyawan yang membesar setelah pemerintah menaikkan Upah Minimum Regional (UMR) telah menekan perusahaan, demikian juga turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ikut menggerus keuntungan.

Selama bertahun-tahun CCA menempatkan Indonesia sebagai titik terang dalam operasinya yang mencakup Selandia Baru dan Fiji. Rakyat Indonesia umumnya meminum teh dan air putih namun seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan daya beli, minuman bersoda juga mulai menjadi bagian dari konsumsi mereka.

Namun, pasar Indonesia yang luas dan terus berkembang, telah menarik pesaing-pesaing baru, diantaranya Aje Group dari Peru dengan produknya Big Cola. Perusahaan dari Jepang, Asahi Breweries Ltd juga ikut meramaikan kompetisi dengan produk minuymannya yang berbasis teh.

Harga yang lebih murah yang ditawarkan pesaing telah mempersengit kompetisi dan CCA menderita penurunan laba. "Lingkungan kompetisi di Indonesia telah berubah dalam tiga tahun terakhir," kata Alison Watkins, managing director CCA.

Oktober lalu, CCA mengumumkan penjualan 29,4 persen sahamnya kepada The Coca Cola Co (TCCC), AS, demi memperoleh dana segar US$500 juta untuk mempercepat belanja modal dan pengembangan pasar.

CCA harus memilih antara tetap mempertahankan kepemilikan saham 100 persen di Indonesia dengan melanjutkan strategi pertumbuhan rendah yang menggerus pendapatan tunai, atau memperkuat relasi dengan induknya, TCCC, untuk mengakselerasi pertumbuhan di Indonesia, salah satu pasar minuman terbesar di dunia.

"Kami sangat jelas mengetahui apa yang ingin kami capai dan melakukannya," kata Watkins, seperti dikutip oleh The Sydney Morning Herald.

Belum diketahui seberapa banyak karyawan CCA di Indonesia yang akan mengalami PHK. (AFP/Ant/TWSJ/SMH)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home