Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:24 WIB | Kamis, 17 September 2015

Dampak Kabut Asap bagi Kesehatan

Paparan partikel halus yang ada dalam kabut asap, meningkatkan risiko penyakit metabolik dan disfungsi hati, bila terpapar selama lebih dari 10 minggu.
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9/15). (Foto: Antaranews/Jessica Helena Wuysang)

SATUHARAPAN.COM - Kabut asap kondisi atmosfer saat partikel, asap, debu dan kelembaban menutupi udara. Sumber kabut meliputi emisi dari pembangkit listrik, kegiatan industri, lalu lintas, serta praktik pertanian.

Kebakaran hutan di negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, dan Eropa, selama musim panas panas dan kering, juga merupakan sumber dari kabut.

Di Asia Tenggara, kabut menimbulkan masalah serius dan berulang setiap tahun, terutama antara Mei sampai Oktober, karena pembakaran hutan di beberapa negara, terutama di Indonesia.

Hutan yang terbakar menghasilkan asap. Asap dari kebakaran hutan adalah campuran dari gas dan partikel halus dari pembakaran pohon dan bahan tanaman lain. Di dalam kabut asap terdapat partikel halus yang mengandung zat berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida dan ozon.

Asap dapat menyakitkan mata, mengiritasi sistem pernapasan, memperburuk kondisi penyakit jantung dan paru-paru sampai kronis. Kualitas udara yang tercemar kabut asap, terukur melalui Indeks Pencemaran Udara (IPU), yang merupakan salah satu cara untuk mengetahui tahap buruknya kabut asap.

Dari wikipedia.org dapat diketahui tahap kualitas udara sebagai berikut: Nilai IPU untuk kualititas udara 0 - 50 berarti baik, 51 - 100 sederhana, 101 - 200 tidak sehat, 201 - 300 sangat tidak sehat, 301 - 400 berbahaya,401 - 500 sangat berbahaya, dan lebih dari 501 berarti sangat mencemaskan.

Bagaimana Haze Mempengaruhi Kesehatan Anda

Pada  tahun 1997, kabut asap yang melanda Asia Tenggara, dan berdampak bagi  sejumlah negara di kawasan itu dengan meningkatnya polusi udara secara signifikan, telah meningkatkan penyakit saluran pernapasan bagian atas sebesar 12 persen, asma 19 persen, dan radang hidung 26 persen.

Terpapar kabut asap menimbulkan efek samping jangka pendek terkena iritasi mata, mata berair, radang mata, hidung tersumbat, bersin, iritasi tenggorokan, batuk, sakit kepala, penurunan fungsi paru-paru, bronkitis (radang paru-paru), dan stres. Gejalanya biasanya ringan, dan akan mereda ketika Anda tinggal dalam ruangan dan membatasi ekspos terhadap kabut.

Persoalan muncul karena kebakaran hutan akan mengeluarkan partikel halus beracun, dikenal sebagai particulate matter atau partikel halus (PM)2.5. Sebanyak 94 persen dari partikel dalam kabut memiliki diameter di bawah 2,5 mikrometer yaitu, partikel yang 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia.

Karena ukuran yang kecil, partikel ultrakecil yang tinggal lebih lama di udara dan mudah terbawa angin hingga jarak jauh, memungkinkan terhirup oleh hewan dan manusia. Partikel halus juga dapat melewati mekanisme pertahanan tubuh normal, dan menembus jauh ke dalam paru-paru, karena ukuran menit itu. Ketika dihirup, partikel kecil itu dapat memasuki aliran darah dan diserap jaringan di bawahnya, menghasilkan efek merusak seperti peradangan.

Yang  Berisiko Tinggi akibat Kabut Asap  

-Orang yang memiliki gangguan jantung atau paru-paru. Gagal jantung kongestif, angina, penyakit paru obstruktif kronik (termasuk emfisema), atau asma, berada pada risiko tinggi mengalami masalah kesehatan.

-Orang tua yang kondisi kesehatannya sudah memiliki riwayat penyakit jantung atau paru-paru, akan lebih buruk jika terpapar kabut asap.

-Anak-anak akan lebih terancam kesehatannya, karena terpapar kabut asap. Saluran pernapasan pada anak-anak masih berkembang dan mereka membutuhkan udara yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Selain itu, anak-anak sering menghabiskan lebih banyak waktu di luar terlibat dalam aktivitas dan bermain.

Risiko Jangka Panjang Terpapar Kabut Asap

-Menurut penelitian, paparan partikel halus (PM2.5) dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan penyakit penebalan pembuluh darah, dan meningkatkan risiko kematian karena penyakit jantung.

-Paparan partikel halus yang ada dalam kabut asap, meningkatkan risiko penyakit metabolik dan disfungsi hati, bila terpapar selama lebih dari 10 minggu.

-Dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit diabetes. Sebuah studi epidemiologi AS menemukan, peningkatan risiko diabetes pada penduduk yang tinggal di daerah-daerah yang terpapar partikel halus

-Studi lain menyebutkan paparan partikel halus pada orang dewasa menyebabkan penyakit sinusitis, dan penyakit pernapasan pada bayi.

-Paparan partikel halus di udara pada ibu hamil mengakibatkan  aborsi spontan, bayi yang lahir di bawah normal, bayi lahir cacat, dan kematian bayi.  

Pedoman CDC: Lindungi Diri Anda dari Kabut Asap

Berikut tips mengurangi risiko dari kabut asap, seperti dikutip dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

-Selalu memperhatikan informasi laporan kualitas udara lokal, melalui media televisi/surat kabar atau internet, konsultasikan panduan kualitas udara pada visibilitas lokal jika tersedia. Beberapa negara, termasuk wilayah barat Amerika Serikat, lazim memberikan pedoman untuk membantu orang mengetahui tingkat kualitas udara.

-Disarankan untuk tinggal di dalam rumah, menutup jendela dan pintu, menghidupkan pendingin udara (air conditioning), namun apabila udara masih kurang cukup bersih, dapat mencari mencari perlindungan di sebuah pusat evakuasi yang jauh dari daerah yang terkena kabut asap.

-Hindari kegiatan yang meningkatkan polusi dalam ruangan seperti menyalakan lilin, perapian, kompor gas, dan merokok, karena dapat meningkatkan polusi dalam ruangan.

-Mematuhi peraturan lokal. Jika berencana untuk membakar sampah atau puing-puing, pastikan cuaca cukup aman untuk pembakaran.

-Ikuti saran dari dokter atau penyedia layanan kesehatan lain jika memiliki asma atau penyakit paru-paru yang lain. Pertimbangkan untuk evakuasi jika Anda mengalami kesulitan bernapas.

-Jangan mengandalkan masker debu untuk perlindungan. Masker yang biasa ditemukan di toko-toko perangkat keras, dirancang untuk menangkal partikel besar, seperti serbuk gergaji. Masker itu tidak akan melindungi paru-paru Anda dari partikel kecil yang ditemukan dalam asap api.

-Pakailah topeng muka  "N95", yang mampu menapis partikel halus (0.3 mikron ke atas) dan mencegah Anda menyedot partikel halus dari udara.

-Evakuasi dari jalan kebakaran hutan. Mendengarkan berita untuk belajar tentang perintah evakuasi saat ini. Ikuti petunjuk dari pejabat setempat tentang kapan dan di mana mengungsi. Membawa barang penting secukupnya. Ikuti rute evakuasi yang ditunjuk. (cdc.gov/blissair.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home