Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:57 WIB | Rabu, 15 Juli 2015

Dampak Kesehatan Mudik Sepeda Motor dan Pencegahannya

Ilustrasi: Satu keluarga mudik menggunakan kendaraan sepeda motor. (Foto: Dok.satuharapan.com/Elvis Sendouw)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - ‎Puncak mudik yang terjadi Selasa (14/7) dan hari ini, Rabu (15/7), mulai terasa. Terlihat masih banyak masyarakat yang mudik menggunakan sepeda motor, walaupun sudah diimbau pemerintah untuk memanfaatkan mudik gratis. Pada mudik tahun 2014, kecelakaan terbanyak terjadi pada sepeda motor, yaitu 3.869 unit, disusul mobil penumpang 662 unit, dan mobil barang 451 unit.  

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang dilakukan Balitbang Kementerian Kesehatan tahun 2013, yang dikutip dari situs litbang. depkes.go, korban kecelakaan lalu lintas yang ditangani di puskesmas dan rumah sakit, yang terbanyak adalah luka robek dan lecet, kemudian trauma kepala, dan patah tulang anggota gerak bawah dan atas.  

Jenis kendaraan korban sebagian besar sepeda motor (60,85 persen), meliputi pengendara dan penumpang/pembonceng, dan sebagian besar akibat kecelakaan ganda (80 persen). Umur korban terbanyak pada rentang usia muda 15 -24 tahun, demikian pula umur korban yang meninggal dunia terbanyak juga sama pada usia 15-24 tahun.  

Korban terbanyak wiraswasta/pedagang dengan pendidikan tamat SLTA/sederajat. Korban yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas sebagian besar (72,5 persen), meninggal di tempat (death on arrival - DOA).

Dampak Kesehatan Serius

Masih tingginya animo masyarakan untuk mudik menggunakan sepeda motor, menimbulkan dampak kesehatan yang cukup serius. Perlu diwaspadai, naik sepeda motor berjam-jam bisa mengakibatkan rasa sakit di bagian punggung, biasanya disebabkan masalah kekakuan otot. Keadaan itu dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, baik kolesterol maupun gula darah, menyebabkan sakit leher, dan peradangan pada sendi tulang belakang dapat menurunkan konsentrasi dan kelelahan, sehingga berisiko terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Untuk mengatasi hal di atas, ada tiga hal yang dapat dilakukan:

- Jika terpaksa mudik menggunakan sepeda motor, sebaiknya hanya untuk perjalanan dengan jarak tidak terlalu jauh. Memanfaatkan fasilitas pengangkutan sepeda motor dengan kapal laut maupun kereta api dari pemerintah dan sektor swasta. 

- Mudik menggunakan sepeda motor membawa istri dan anak-anak sekaligus sangat tidak dianjurkan karena motor hanya untuk dua orang. Mudik menggunakan sepeda motor dengan membawa bayi dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya.

- Kalau terpaksa mudik naik motor, harus sering-sering bersitirahat di jalan, setidaknya setiap empat jam. Manfaatkan ratusan pos istirahat yang‎ sudah tersedia sepanjang arus mudik.

Kematian dan kecelakaan akibat mudik sebetulnya dapat dicegah dengan upaya sistematis. Banyak upaya di luar bidang kesehatan, misalnya pengecekan kelaikan kendaraan dan masalah kondisi jalan.

Karena itu pula, tempat-tempat istirahat dengan berbagai fasilitas (makan, minum, pijat, toilet, dan sebagainya) di jalur mudik perlu diperbanyak jumlahnya, terutama di daerah rawan kecelakaan, atau setelah dua-tiga jam perjalanan.

Selain meningkatkan pelayanan, juga perlu ada penambahan peralatan medik di jalur mudik rawan kecelakaan dan pelatihan siaga bencana atau basic life support untuk tenaga nonmedis (polisi, sopir ambulans, tokoh masyarakat/pemuda/pramuka) di daerah rawan kecelakaan lalu lintas.

Mobil puskesmas keliling dapat dimaksimalkan sebagai mobil ambulans di jalur mudik, menjadi semacam “trauma centre“. (litbang.depkes.go.id) 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home