Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 16:29 WIB | Selasa, 19 Mei 2015

Demokrat Sebut Menteri ESDM Cemarkan Nama Baik SBY

Herman Khaeron. (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengaku tidak habis berpikir dengan pernyataan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang memfitnah Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait pemberantasan ‘mafia minyak dan gas’. Menurut dia, selama ini SBY justru adalah sosok yang konsisten dan sangat keras dalam pemberantasan mafia dan penyimpangan di sektor migas (minyak dan gas).

“Saya tidak habis fikir dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang, mendiskreditkan dan menfitnah Pak SBY berkaitan pemberantasan mafia migas (minyak dan gas),”, padahal selama ini Pak SBY justru konsisten dan sangat keras dalam pemberantasan mafia dan penyimpangan di sektor migas,” ujar Herman saat dihubungi Selasa (19/5).

Menurut dia, seharusnya Menteri ESDM mengklarifikasi pernyataanya, karena di pemerintahan Presiden SBY juga dibentuk Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, yang hakikatnya memberantas kejahatan dan penyimpangan.

“Pak SBY tertib dalam manajemen pemerintahan dan serius dalam merespons segala bentuk mafia migas, serta tidak mungkin berhenti di meja beliau.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI tersebut pun menilai berita yang telah beredar termasuk fitnah dan pencemaran nama baik, untuk itu Presiden Jokowi harus tanggap dan mengevaluasi Menteri ESDM karena sudah melakukan tindakan diluar kepatutan sebagai pejabat negara.

“Seyogyanya pemerintahan saat ini tidak harus terus menyalahkan pemimpin dan pemerintahan sebelumnya. Popularitas dan kepuasan rakyat bisa dibangun dengan prestasi dan kerja nyata tanpa harus menjelekan pihak lain,” ujar dia.

Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said mengakui adanya upaya kuat dari lingkungan di luar Pertamina yang berupaya menggagalkan upaya pembubaran Petral sejak lama. Sudirman menyebut, di masa pemerintahan Presiden SBY, kerap kali upaya pembenahan mafia migas ini hanya berhenti di meja kerja presiden.

"Itulah sebabnya ketika saya diundang oleh presiden sehari sebelum ditunjuk sebagai menteri. Beliau bertanya banyak hal termasuk soal mafia. Saya jawab, pak sebetulnya dahulu banyak kegiatan inisiatif baik dari pertamina namun selesai di sini. Di mana? Di kantor presiden, karena presiden tidak mendukung," ujar Sudirman, Minggu (17/5).

Untuk Petral ini, dia menyebut, sudah sejak Januari tahun Pertamina mengalihkan fungsi pengadaan dari Petral kepada Integrated Supply Chain di bawah Pertamina. Selama tiga bulan penataan fungsi ISC, Pertamina disebut sudah lakukan penghematan sebesar 22 juta dolar AS atau Rp 250 miiar.

Namun, lewat akun twitternya, SBY menulis:

SBY membantah hal itu dan menganggapnya fitnah.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home