Loading...
RELIGI
Penulis: Trisno S Sutanto 15:07 WIB | Selasa, 29 Oktober 2013

Demonstrasi Menjelang Pembukaan Sidang Raya WCC

Demonstrasi Menjelang Pembukaan Sidang Raya WCC
Sebagian pendemo (Foto: Trisno Sutanto)
Demonstrasi Menjelang Pembukaan Sidang Raya WCC
Anak kecil pun ikutan berdemo.
Demonstrasi Menjelang Pembukaan Sidang Raya WCC
Pecahnya gerakan oikoumene?
Demonstrasi Menjelang Pembukaan Sidang Raya WCC
WCC membunuh Gereja-gereja Korea?

BUSAN, SATUHARAPAN.COM – Ternyata perhelatan akbar WCC (World Council of Churches) yang akan dibuka resmi besok (30/10) di Busan, Korea Selatan, tidak didukung seluruh gereja di sana. Sebagian kalangan Kristen di sana melakukan protes yang cukup ramai di lokasi Bexco, tempat Sidang Raya ke-10 WCC akan belangsung.

Lebih seratus orang berkumpul membawa aneka spanduk yang mengecam WCC, membagikan kaos dan topi bertulisan “No WCC” kepada siapapun yang lewat, maupun mendirikan tempat orasi yang cukup ramai. Beberapa tulisan dalam spanduk dan kaos bernada provokatif, seperti  “WCC is not Christianity”, “WCC is the second Japanese shrine worship”, bahkan “WCC Kills Korean Churches”.

Kehadiran para pendemo sempat membuat beberapa peserta pra-Sidang Raya terkejut dan panik. Sebagian peserta dari Samoa, misalnya, bahkan bertanya pada satuharapan.com apakah para pendemo akan berusaha menerobos masuk sehingga membahayakan mereka. Ketika dijawab tidak, mereka hanya berkata, “Sungguh memalukan! Itu kan memperlihatkan gereja-gereja masih tidak mampu bersatu!”

Namun untuk David, seorang anak muda Korea yang sedang mengambil PhD dalam biologi moekuler di Sidney University, Australia, protes itu layak disuarakan. "Kami melihat bahwa WCC tidak lagi secara tegas mengatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya penyelamat umat manusia dari hukuman Allah," katanya berapi-api. "Bukankah WCC dan dalam gerakan oikoumene umumnya orang berkepercayaan lain, juga mereka yang berorientasi seksual berbeda, bisa diterima? Itu sebabnya kami melakukan protes."

Ia sendiri mengaku sedang berlibur, pulang ke Korea untuk mengunjungi keluarganya. "Saya bukan anggota dari kelompok yang memprotes ini, tetapi bersimpati pada mereka," katanya pada satuharapan.com.

Lain lagi pandangan Huh Joon-hyuk, peserta pra-Sidang Raya dari PROK (Presbyterian Church in the Republic of Korea). “Saya tidak tahu alasannya mengapa harus ada demo seperti itu,” ujarnya saat ditemui satuharapan.com. “Namun harus diakui, sejak WCC memutuskan akan menggelar Sidang Raya di Busan, hal itu memancing persaingan lama antara kelompok Kristen ecumenical dengan kalangan fundamentalis di sini.”

Sementara itu, pihak keamanan segera melakukan pengamanan yang ketat. Bukan saja menaruh garis polisi berwarna kuning, tetapi juga menggeledah kompleks Bexco yang luas. Kabar-kabarnya, besok Presiden Korsel akan datang untuk membuka secara resmi Sidang Raya ke-10 WCC.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home