Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 10:36 WIB | Senin, 27 Juni 2016

Dewan Gereja Dunia Sambut Gembira Gencatan Senjata Kolombia

Presiden Kolombia, Juan Manuel Snatos (kiri) berjabat tangan dengan salah satu petinggi kelompok pemberontak FARC, Timoleon Jimenez (kanan)dalam perundingan damai yang disaksikan Presiden Kuba, Raul Castro (Tengah), di Havana, Kuba. (Foto: xinhuanet.com).

TRONDHEIM, SATUHARAPAN.COM – Dewan Gereja Dunia (WCC/World Communion Churches) menyambut gembira kesepakatan gencatan senjata yang bersejarah antara pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).

Dalam sebuah pernyataan resmi di tengah pelaksanaan pertemuan Komite Sentral di Trondheim, Norwegia yang dikeluarkan hari Minggu (26/6), Dewan Gereja Dunia (WCC) menyambut terciptanya draft perjanjian yang dirumuskan di Havana, Kuba, pada Kamis (23/6).

“Perjanjian tersebut diharapkan akan ditandatangani pada upacara formal bulan mendatang,” demikian bunyi pernyataan resmi Dewan Gereja Dunia.

Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia, Olav Fykse Tveit pernah mengunjungi Kolombia pada September 2015, dan bertemu Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos  untuk membahas perundingan perdamaian yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata.

Kala itu mereka juga membahas  kontribusi  gereja dan lembaga mitra guna mengawal  proses selanjutnya yakni persetujuan, dan implementasi gencatan senjata.

Perundingan Gencatan Senjata di Havana

Dalam perundingan gencatan senjata di Havana, seperti diberitakan bbc.com hari Kamis (23/6), Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos dan pemimpin FARC, Rodrigo Lono berjabat tangan setelah kesepakatan gencatan senjata dengan disaksikan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki Moon.

Diperkirakan 220.000 orang tewas dan tujuh juta orang mengungsi akibat perang selama 50 tahun ini.

Setelah kesepakatan, Londono mengatakan bahwa dengan lahirnya butir-butir gencatan senjata dapat menjadi hari terakhir perang. 

Sejumlah kesepakatan yang ditandatangani Pemerintah Kolombia dan FARC antara lain menyebutkan:  Kelompok FARC berkomitmen  meletakkan senjata dalam waktu 180 hari setelah kesepakatan perdamaian, adanya zona transisi sementara serta kamp-kamp untuk sekitar 7.000 anggota pemberontak FARC, warga sipil tidak diizinkan memasuki kamp-kamp FARC demi keamanan anggotanya, dan  PBB akan memonitor pelucutan senjata milik FARC.  

(oikoumene.org/bbc.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home