Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 19:43 WIB | Kamis, 17 September 2015

Dewan Gubernur BI Perkirakan The Fed Tunda Kenaikan Bunga

Papan penunjuk kurs di sebuah gerai money changer di Jakarta (Foto: Dedy Istanto/ satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini (17/9) memutuskan mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada level 8 persen. Langkah ini tidak terlepas dari upaya bank sentral itu mengantisipasi pengumuman The Fed malam ini, yang akan memutuskan akan menaikkan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) atau tidak.

Dalam siaran persnya hari ini (17/9), Bank Indonesia menyiratkan perkiraan bahwa The Fed akan menunda kenaikan FFR hingga akhir tahun. "...risiko ketidakpastian kenaikan suku bunga Fed Fund Rate  di AS masih terus berlanjut dengan kemungkinan waktu kenaikan FFR yang cenderung mundur ke akhir tahun," demikian siaran pers BI.

Menurut BI, di tengah indikasi membaiknya ekonomi AS, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih lambat dibandingkan perkiraan semula. Perlambatan ekonomi global tersebut terutama bersumber dari masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi emerging market, khususnya Tiongkok.

Ekonomi AS diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan semula, didukung oleh perbaikan konsumsi. Namun, devaluasi Yuan diperkirakan dapat menurunkan ekspor AS dan inflasi dibawah targetnya. Hal ini mendorong kemungkinan ditundanya kenaikan bunga The Fed malam ini.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik, ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan keyakinan konsumen ke depan. Di sisi lain, perbaikan sektor properti terus berlanjut di Tiongkok belum mampu mengangkat keseluruhan ekonomi negara itu yang masih mengindikasikan pelemahan.

Ekonomi Jepang diperkirakan masih tumbuh terbatas, seiring dengan masih lemahnya permintaan domestik. Sementara itu, ekonomi India diperkirakan masih tumbuh cukup kuat, meskipun bias ke bawah.

Selain masih berlanjutnya ketidakpastian kenaikan suku bunga FFR, risiko pasar keuangan global juga semakin meningkat, seiring dengan kebijakan Bank Sentral Tiongkok yang melakukan devaluasi Yuan dan mengadopsi sistem nilai tukar yang lebih fleksibel.

Keputusan BI mempertahankan BI Rate, juga dianggap masih  sejalan dengan upaya membawa inflasi menuju pada kisaran sasaran sebesar 4±1% di 2015 dan 2016. Sehubungan dengan itu, fokus kebijakan Bank Indonesia dalam jangka pendek tetap diarahkan pada langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar, dengan terus memperkuat operasi moneter di pasar uang Rupiah dan valas.

Selain itu, BI juga akan memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valas, serta melanjutkan langkah-langkah pendalaman pasar uang. Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar, dan stabilitas sistem keuangan dalam mendukung kesinambungan perekonomian.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home