Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:50 WIB | Sabtu, 06 Juni 2015

Dian Rossana Anggraini, Penerima Kalpataru 2015

Dian Rossana Anggraini, Ketua Harian Bangka Flora Society (BFS) dalam kegiatannya mengajak anak- anak melakukan persemaian dan penanaman bibit tumbuhan dalam bentuk kegiatan perkemahan di Bangka Belitung (25/2/2015). (Foto: tabloidsinartani.com)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Ir Dian Rossana Anggraini dari Sungailiat, Kabupaten Bangka, pada Jumat (5/6), menerima penghargaan Kalpataru 2015 di Istana Kepresidenan di Bogor Jawa Barat, untuk kategori Perintis Lingkungan.

Dian Rossana, Ketua Harian Bangka Flora Society (BFS), komunitas pencinta flora, menghabiskan waktunya 15 tahun berkecimpung di bidang pelestarian lingkungan hayati di Kabupaten Bangka. Dian, yang berprofesi sebagai guru di SMA Setia Budi Sungailiat itu mengaku dari kegiatan pelestarian lingkungan yang dilakukannya berdampak bagi edukasi, sosial, kesehatan, selain tentunya terhadap lingkungan.

Ia menautkan program pelestarian flora langka dengan konsep bisnis yang menguntungkan. Bersama petani lokal, dia membudidayakan berbagai tanaman yang terancam punah. Perempuan yang gemar anggrek itu memprioritaskan konservasi. Baru setelah budidaya berhasil, petani boleh menjual tanaman-tanaman tersebut.

Keberhasilannya tentu saja tidak terlepas dari dukungan yang besar dari suaminya, Yuli Thulistianto yang ikut merintis budidaya dan pelestarian berbagai tanaman di Bangka.

Melestarikan Tanaman Lokal

Sejak menetap di Bangka pada 1994, Dian mulai menanam berbagai tanaman hias di rumahnya di Kelurahan Bukit Betung. Ia kemudian membentuk perkumpulan pencinta tanaman, Bangka Flora Society (BFS), hingga membina kelompok-kelompok masyarakat untuk melestarikan tanaman lokal daerah Bangka yang mulai punah.

Bekerja sama dengan warga setempat, dia membangun areal untuk budidaya dan pembibitan berbagai tanaman di Desa Petaling, Kecamatan Mendobarat, Bangka, yang diberi nama Pondok Anggrek Amang Man, dan kemudian berganti nama menjadi Kebun Botanial Atok pada 2009.

Di tempat itu dia melakukan pembibitan 87 jenis anggrek asli Bangka di atas areal seluas tiga hektare dari lima hektare lahan yang tersedia. "Saya mulai melestarikan berbagai tanaman lokal ini sejak dua tahun saya tinggal di sini, secara pribadi. Kemudian dilanjutkan tahun 1994, tahun 2000, hingga terbentuknya kelompok tahun 2005 dan tahun 2009 membangun kebun di Petaling," kata Dian dalam wawancara dengan bangkapos.com, Minggu (24/5.

Bersama BSF, menurut catatannya ia telah melakukan pembibitan dan pembudayaan 87 spesies anggrek Bangka, termasuk tiga spesies anggrek Bangka Belitung yakni anggrek tebu/macan (Grammatophyllum speciosum), anggrek bulan sumatera (Phalaenopsis sumatrana), dan anggrek pensil (Papilionanthe hookeriana), yang sudah dilindungi pemerintah sesuai dengan PP Nomor 7 Tahun 1999.

Selain tanaman anggrek, BSF juga melakukan pembibitan pohon petaling (Ochanostachys amentaceae Mast), pohon jurung (Ixonanthes petiolaris Bl) , pohon terentang (Campnosperma macrophylla), pohon meranti/kelukup (Shorea evalis Bl), pohon kecapi (Sandoricum koecape Merr), pohon nyato (Palaquium rostratum Burck), pohon mempatar (Pentace triptera Mast), pohon belangiran/melangir (Shorea belangeran Burck), pohon pelangas (Aporosa aurita Miq), pohon pelawan (Tristania obovata R.Br), asam rawa (Mangifera similis Bl), pohon tukak (Alstonia angustifolia Wall), pohon ranggung (Santiria laevigata Bl), pohon medang (Alseodaphne bancana Miq), dan beberapa spesies tumbuhan lain yang keberadaannya mengkhawatirkan.

Kegiatan penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman tumbuhan itu, terus menerus dilakukan anggota BFS dengan melibatkan generasi muda. Siswa SD, SMP, maupun SMA, diajak ikut melakukan persemaian dan penanaman bibit tumbuhan, dalam bentuk kegiatan perkemahan, guna memperkenalkan akan keberadaan keragaman tumbuhan Bangka Belitung. (Ant/bangkapos.com/tribunnewspos.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home