Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 09:10 WIB | Sabtu, 03 Desember 2016

Diktator Gambia yang Berkuasa 22 Tahun Tumbang Lewat Pemilu

Presiden Gambia, Yahya Jammeh, yang telah berkuasa 22 tahun tumbang lewat Pemilu (Foto: Reuters)

BANJUL, GAMBIA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Gambia, Yahya Jammeh, yang telah berkuasa selama 22 tahun dan pernah mengatakan hanya Tuhan yang bisa menggeser dirinya dari tampuk kekuasaan, tumbang lewat pemilu yang diselenggarakan pada hari Kamis (1/12) dan diumumkan pada hari Jumat (2/12).

Jammeh telah mengakui kekalahan atas pemimpin oposisi Adama Barrow, dan mengakui bahwa rakyat telah "memutuskan bahwa saya harus mengambil kursi belakang".

Jammeh, yang berkuasa pada tahun 1994 lewat sebuah kudeta militer, telah memenangkan empat pemilu sebelumnya.

 

 

 

 

Adama Barrow, pengusaha properti yang terpilih menjadi presiden Gambia (Foto: Aljazeera)

Berbicara kepada publik di televisi Gambia Jumat, Jammeh mengucapkan selamat kepada Barrow atas "kemenangan yang jelas", dan mengatakan: "Saya berharap yang terbaik untuknya dan saya berharap yang terbaik untuk semua rakyat Gambian."

Dia mengatakan, dikutip dari aljazeera.com,  "Jika [Barrow] ingin bekerja dengan kami juga, saya tidak punya masalah dengan itu saya akan membantunya bekerja menuju transisi," kata dia, dan menegaskan bahwa ia tidak akan menentang hasil pemilu.

Kemenangan Barrow, seorang pengusaha properti, di pemilihan presiden pada hari Kamis menjadi akhir dari 22 tahun kekuasaan Jammeh.

Barrow memenangi pemilu dengan meraih  263.515 suara sementara Jammeh mengumpulkan 212.099. Hal itu diumumkan oleh Alieu Momarr nyai, ketua Komisi Pemilihan Umum Gambia, di ibukota, Banjul, pada Jumat.

Banyak rakyat terjaga sepanjang malam mendengarkan siaran perhitungan suara lewat radio. Berita kemenangan Barrow menyebabkan ribuan orang  turun ke jalan di Banjul.

Jammeh selama ini dikenal sebagai presiden eksentrik, megalomania, memerintah ala diktator bertangan besi. Ia pernah mengatakan ia memiliki mandat ilahi untuk memerintah satu miliar tahun. Ada rumor yang mengatakan semula Jammeh ingin menolak hasil pemilu sebelum seorang jenderalnya turun tangan dan memintanya untuk menerima hasil itu.

"Presiden cukup murah hati untuk menerima bahwa dia telah kalah dalam pemilihan, dan ia akan menelepon presiden baru untuk mengucapkan selamat kepadanya serta untuk berdoa bagi perdamaian dan ketenangan," kata Alieu Momar Njie, kepada wartawan di Banjul.

Barrow, yang memimpin koalisi oposisi, kepada puluhan ribu pendukungnya, mengakui bahwa ia sudah ditelepon oleh Jammeh, mengucapkan selamat. Barrow adalah presiden ketiga sejak negara itu merdeka tahun 1962. Barrow akan dilantik pada bulan Januari 2017.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home