Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Endang Saputra 16:08 WIB | Sabtu, 19 Desember 2015

Dinas Kebersihan DKI Paling Tinggi Respons Smart City

Kepala Dinas Kebersihan (Kadis) DKI Jakarta Isnawa Adji kedua dari sebelah kanan saat diskusi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Sabtu (19/12). (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Dinas Kebersihan (Kadis) DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan,  Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kebersihan DKI Jakarta  merupakan instansi paling tinggi merespons aplikasi Qlue, sebagai partner dalam program Jakarta Smart City.

“Kita harus melakukan terobosan, Jakarta sudah jenuh  tidak bisa berubah, SKPD Dinas Kebersihan, paling tinggi merespons aplikasi Qlue ini, “  kata Isnawa di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Sabtu (19/12).

Menurut Isnawa, Dinas Kebersihan tidak hanya menggunakan Qlue dan Smart City, tetapi juga mengoptimalkan peran sosial media, seperti Facebook dan group WhatsApp. Dinas pun mewajibkan Kasie Kecamatan Kebersihan mempunyai akun Facebook dan memiliki akun Twiter.

“Saat  saya menjabat Wakil Kepala Dinas Kebersihan waktu itu saya kumpulkan seluruh pemantau, kali, sungai waduk, danau se- DKI Jakarta untuk mensosialisasikan sosial media,” kata dia.

Dengan aplikasi Qlue, kata Isnawa, aparat harus bisa melihat penanganan sungai, kali waduk  dan danau di DKI Jakarta. Dengan demikian masyarakat dapat memonitor Dinas Kebersihan apakah Dinas ini bekerja atau tidak.

“Kami menangani sampah-sampah di Kepulauan Seribu, Qlue harus tahu bahwa sampah DKI Jakarta  untuk satu hari 7.000 ton, setiap hari truk yang mengangkut sampah ke Bantar Gebang sebanyak 1.000 truk, dan satu hari saya harus membayar tonase sampah 900 juta, nah disitulah Qlue harus bisa menampilkan dan memonitornya,” kata dia.

Isnawa mengatakan Dinas Kebersihan itu organisasi  yang sangat besar, petugas kebersihan di lapangan saja ada  15.000 petugas.

“15.000 petugas kebersihan di Jakarta, saya sekarang monitor baik dengan WA, BB, sosial media apapunt,” kata dia.

Khusus untuk Qlue, kata Isnawa, Dinas Kebersihan mengundang  tim untuk memberikan sosialisasikan kepada Kepala Seksi kecamatan.

“Contoh, petugas kali sungai saya wajibkan memfoto 0 persen, yang sampahnya banyak artinya parah, 50 persen melakukan pembersihan menggunaka alat berat. Artinya, 0,50, 100  persen itu termonitor terus karena terlihat di sosial media,” kata dia.

Kemudian, lanjut Isnawa, dengan adanya sosial media, Dinas Kebersihan cepat merespons keluhan masyarakat.

“Sosial media itu bagus untuk merespons pengaduan masyarakat dan mengukur kinerja anak buah, kalau anak buah tidak bisa lari kita tinggalkan. Dengan Qlue kita bisa moniotor kinerja anak buah kita, soal pengaduaan, lebih mengenal wilayah yang lebih detail, kelihatan foto-foto yang ditampilkan, pengaduannya juga, Jakarta harus berubah,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home