Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 19:36 WIB | Jumat, 28 November 2014

Dirut Baru Diminta Bebaskan Pertamina dari Agenda Politik

Dwi Sutjipto sebagai Direktur Pertamina sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Indonesia yang baru saja dipilih setelah melalui proses seleksi yang dilakukan oleh Pemerintah bersama dengan pihak terkait. (Foto: Dedy Istanto).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengharapkan Direktur Utama Pertamina yang baru ditetapkan, Dwi Sutjipto, dapat membawa Pertamina menjadi perusahaan yang kuat dan melepaskannya dari agenda-agenda politik.

“Direktur Utama PT Pertamina yang baru adalah orang yang dapat membawa Pertamina menjadi perusahaan yang kuat yang lebih profesional dan mampu menjadi true global player, menjadi pemain global sebenarnya dan harapan paling tinggi dari saya untuk Pertamina adalah bagaimana Pertamina segera dilepaskan dari agenda-agenda politik, karena agenda-agenda politik itu sering mengerdilkan barang besar ini,” demikian diungkapkan Menteri ESDM, sebagaimana dilansir oleh situs resmi kementerian tersebut hari ini (28/11).

Menurut dia, setelah Presiden Joko Widodo memilihnya, Dwi Sutjipto dan jajarannya dapat terus memperbaiki tata kelola Pertamina sehingga lebih profesional dan transparan.

Ia diharapkan dapat membawa PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan kelas dunia yang kompetitif dan dapat menjadi pembawa nama baik Indonesia di pentas global.

“Pertamina kedepan harus dikelola profesional, bersih, transparan dan kemudian dapat membangun sistem dan mampu melapaskan diri dari politik. Jadi siapapun yang ditunjuk oleh Presiden baik dari dalam maupun dari luar kita trust kita percaya kepada penilaian Beliau, pasti yang dipilih yang terbaik,” kata Menteri.

Tidak Memiliki Beban Masa Lalu

Sudirman Said mengatakan mencari pemimpin pada posisi yang sangat krusial dan strategis memerlukan kriteria tersendiri. Selain harus berintegritas dan kompeten pada bidangnya, kejujuran dan kelurusan dalam bertindak juga harus menjadi bahan pertimbangan.

“Filosofi mencari pemimpin yang baik terutama untuk tugas-tugas kritis, tugas-tugas yang melibatkan kepentingan banyak orang, pertama adalah integritas, kejujuran, kelurusan bertindak dan yang tidak boleh dilupakan adalah kompetensi, leadership, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial, bukan semata-mata teknis,” ujar dia.

Ia menambahkan, harus dihindari memilih pemimpin untuk tugas-tugas publik orang-orang yang berburu jabatan. Sebab, kata dia, biasanya orang yang berburu jabatan memiliki agenda-agenda lain.

“Jadi kita memilih orang-orang yang saya menyebutnya “orang yang selesai dengan diri sendiri”, orang yang hidupnya dipakai untuk masyarakat, bukan untuk mencari-cari sesuatu atau eksistensi, power, dan mencari kekuasaan,” kata Menteri.

“Kita ingin mengumpulkan sebanyak mungkin orang yang mempunyai kriteria-kriteria tadi yang tidak mempunyai beban masa lalu masuk kedalam arena itu betul-betul siap untuk berjuang dan tidak punya beban dengan urusan-urusan masa lalu sehingga kebijakannya, apapun itu, betul-betul diabdikan untuk kepentingan masyarakat.”


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home