Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 18:10 WIB | Jumat, 28 November 2014

Minyak Dunia Jatuh, Pemerintah Pertimbangkan Sesuaikan Harga BBM

Sudirman Said (Foto: Antara)

WINA, SATUHARAPAN.COM – Organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC memutuskan untuk tidak memangkas produksi minyak mereka meskipun pasokan global berlimpah dan memicu harga minyak mentah turun sampai lima dolar AS.

Kartel yang menghasilkan sepertiga minyak dunia memilih untuk mempertahankan target produksinya meski harga minyak merosot 35 persen sejak Juni.

Keputusan OPEC membuat harga minyak dunia jatuh ke posisi terendah empat tahun. Keputusan itu diambil kemarin (27/11).

Ke-12 negara anggota kartel "memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi 30 juta barel per hari" yang telah berlangsung tiga tahun, kata OPEC dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.

Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah El-Badri mengatakan kartel akan duduk diam sebelum pertemuan produksi berikutnya yang dijadwalkan pada Juni di Wina, tempat kartel bermarkas.

"Kami harus menunggu dan melihat bagaimana pasar akan menetap," katanya pada konferensi pers penutupan pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan terbaru, OPEC menghadapi tekanan dari para anggota yang lebih miskin, terutama Venezuela, untuk memotong produksi karena kemerosotan harga minyak telah memangkas pendapatan berharga mereka.

Namun anggota-anggota dari Teluk yang kuat menolak desakan pemangkasan produksi kecuali mereka menjamin pangsa pasarnya di arena yang sangat kompetitif, terutama di Amerika Serikat, tempat minyak lebih murah dari serpih batu membanjir memberikan kontribusi terhadap kelebihan pasokan global.

"Kita harus menarik kelebihan dari pasar," kata Menteri Luar Negeri Venezuela Rafael Ramirez kepada wartawan menjelang pengumuman hasil pertemuan Kamis.

Harga Jatuh

Di kontrak berjangka New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari harganya merosot menjadi 67,75 dolar AS per barel -- tingkat terendah sejak akhir Mei 2010.

Minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman Januari terpuruk ke posisi 71,25 dolar AS per barel, juga terendah dalam empat tahun.

Analis komoditas di kelompok riset Capital Economics Tom Pugh mengatakan OPEC "mungkin telah sampai pada kesimpulan bahwa periode harga minyak lebih rendah berpotensi bekerja dalam mendukung kelompok dalam jangka panjang, mengingat dorongan itu akan menguntungkan ekonomi global."

Kementerian ESDM Kaji Penyesuaian Harga BBM

Di Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengikuti tren penurunan harga minyak dunia.

Untuk itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meminta Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas), PT Pertamina (Persero), Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), serta instansi terkait guna menghitung ulang harga keekonomian minyak saat ini.

"Yang pasti harga BBM bersubsidi harus di bawah harga keekonomian," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di kantornya, Jumat (28/11).

Meski begitu, kata Sudirman, Pemerintah menegaskan tak akan gegabah dalam mengambil keputusan terkait penurunan harga BBM bersubsidi, yang sebelumnya telah dinaikan sebesar Rp 2.000 per liter. Sebab, kebijakan untuk menaikan atau menurunkan harga BBM harus melewati proses yang rumit dan panjang.

"Tapi tidak lantas ekstrem menurunkan. Soalnya kita sudah mati-matian menyesuaikan ke harga keekonomian," tutur Sudirman. (Ant/cnn)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home